Langsung ke konten utama

Postingan

Batubara

Sungguh suatu anugerah dari Pencipta Alam ini. Kekayaan alam yang melimpah ruah, tentunya patut kita syukuri setiap waktu. Salah satu kekayaan alam yang diberikan kepada kita adalah Batubara. Seperti foto yang anda lihat diatas itu merupakan Tambang tempat saya bekerja. Saya adalah salah satu bagian dari kurang lebih 6.000-an pekerja yang bekerja dari mulai batubara tersebut di tambang sampai dipasarkan, mulai level terbawah sampai level management, ada pekerja lokal, dari daerah lain, bahkan ada yang dari luar negeri. Coba kita hitung, berapa banyak orang yang tercukupi dengan salah satu kekayaan ini. Misalkan pekerja yang sudah berkeluarga sebanyak 70% dari total pekerja, kemudian dari yang berkeluarga memiliki seorang istri dan anggap saja dengan 2 anak didalamnya, sudah 14.400 orang yang tercukupi kebutuhannya jika ditotal dengan yang belum berkeluarga. Ini belum terhitung dampak positif ekonomi yang dihasilkan, seperti adanya toko, yang berjualan makanan, sampai tukang kredit moto

Pantai kersik

Ini merupakan hasil jalan-jalan ke pantai kersik, marang kayu Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Berada di lokasi 0~03'45,20" LS dan 117~29'23,84" BT atau melenceng sedikit dari garis equator ini memang agak bingung mencari daerah ini. Ada 2 jalan untuk menjangkaunya, yaitu lewat marang kayu atau lewat dari arah Bontang. Jika lewat dari arah Marang kayu anda dapat menjangkaunya dengan memakai mobil biasa, jalanpun cukup bagus. Namun jika anda memiliki jiwa advanture yang kuat, tidak ada salahnya anda mencoba lewat dari arah Bontang. Saya pernah mencoba lewat dari arah Bontang. Rute yang saya ambil adalah Bontang-Seikambing-Jalur Hauling Batubara-Santan-Kersik. Jalur dari Bontang sampai Santan cukup bagus beraspal dan ada sebagian di cor beton. Namun harus hati-hati sewaktu lewat jalur Hauling Batubara milik PT Indominco Mandiri, karena alat angkut batubara yang besar berlalu lalang disitu dan kita hanya numpang lewat. Untuk jalan antara Santan-Kersik cukup

Oleh-oleh khas kalimantan

Batu Permata Pulang cuti dari kalimantan kalo nggak bawa oleh-oleh, ada yang kurang rasanya. masalahnya kalo pas milih oleh-oleh apa yang mo dibawa itu yang bikin bingung. Seperti aku yang lagi kerja di Bontang kaltim, mo bawa oleh-oleh makanan..... ah kurang berkesan, kuno kayaknya. Kalimantan itu identik dengan oleh-oleh batu-batu permata yang ada di Martapura kalimantan selatan. Batu permata-nya keren-keren pokoknya. Masalahnya masak mo beli ke martapura sih? Martapura khan jauh banget dari kaltim Solusi-nya adalah belanja di Pasar Inpres Kebon Sayur Balikpapan, disitu temen-temen bisa belanja sepuasnya. Perjalanan Sedikit sharing aja, kayak aku kalo lagi pas dari Bontang mo ke Malang, tentunya ngambil penerbangan Balikpapan-Surabaya. Usahakan mengambil jadwal penerbangan jam 15.00 sore, biasanya sih lion air (tarif promo lagi), berangkat dari Bontang pagi-pagi sekitar jam 6.00, bisa ngikut Patas yang cukup bayar Rp. 85.000, bisa juga pake Travel yang kisarannya sekitar Rp. 90.000 s

Dunia narsis

Sungguh terasa sekali kemudahan teknologi sekarang ini. Kalo coba liat beberapa tahun ke belakang, saat kuliah internet masih menjadi sesuatu yang mahal, boro-boro akses GPRS.... Koneksi internet kabel aja lemotnya minta ampun. Bikin situs pribadi apalagi... Jarang dan mahal. Kita liat sekarang... Wuih, kebutuhan internet jadi kayak kebutuhan pokok ya walaupun beberapa orang belum begitu maksimalkan fungsinya. Situs pribadi... Sekarang sungguh banyak ada yang jejaring sosial, blog, atau situs yang berbayar. Dunia makin narsis sejak ada blog dan jaring sosial kayak twitter, facebook, dan friendster. Orang makin suka nunjukin ke-aku-annya. Eksistensi seseorang dirasa jadi lebih penting. Inilah aku. Memang mungkin begitulah manusia. Pengen pamer ini itu, sudah kesini kesitu, pacarku ini (dan mudah-mudahan ga ditambah lagi itu). Pinjam kata-kata iklan rokok terkenal "mau eksis, jangan lebay plis!" mungkin jadi himbauan buat kita yang terlena dengan jejaring sosial dan blog. Si-pe

Delay... Oh delay....

Kebiasaan.... Sudah jadi tradisi kayaknya. Pesawat selalu delay. Mungkin kalo ada yang ontime jadi sangat langka. Seperti biasa, mungkin kalo cuman seperempat jam sampai dgn setengah jam sudah menjadi hal yg dimaklumi. Kali ini menimpaku untuk pesawat lion air JT260 sby-bpn. Paling buruk 5 hari setelah lebaran pada tahun lalu. Citilink dari yg di schedule-kan dari balikpapan jam 17.15 diundur sampe jam 23.15 malem hari. Kalo kayak gini siapa yang tdk jengkel? Sebenernya kejadian seperti pesawat delay adalah suatu kerugian bagi perusahan penerbangan itu sendiri, selain kurangnya kepercayaan dari penumpang, tentunya ada juga biaya-biaya yg terkait dgn keterlambatan itu sendiri, seperti bayar lembur karyawan-nya yg harusnya jadwal sudah pulang kalo malam masih harus kerja. Belum lagi biaya-biaya yg lain. Pemborosan,tidak efisien... Harusnya jadi pemikiran pihak management perusahaan tersebut. Masak mereka ga niru toyota? Quality improvement mereka cukup bagus. Dengan efisiensi mereka bisa

Sok tau......

Kebanyakan kita sok tau dan merasa telah bisa dengan sesuatu, mungkin karena kebiasaan sebelumnya atau kita gengsi untuk mempelajari sesuatu yang sudah dianggap biasa..... Coba kita fikir pada sesuatu yang biasa kita lakukan... Satu contoh, jika kita beli HP baru.... Apakah pernah dari kita baca buku standart pengoperasiannya? apa yang boleh, apa yang tidak boleh dilakukan, bahaya apa yang ditimbulkan, pernahkah kita tau istilah SARS pada HP.... tentu sebagian kecil dari kita yang peduli. Sok tau itulah istilah yang mungkin cocok buat kita. kita lebih suka mendengar dan bertanya pada orang lain dari pada membaca Standart Operating Procedure yang ada. Kita abaikan SOP yang ada. Apakan ini budaya kita? atau ini sesuatu yang mulai membudaya buat kita? Mengabaikan SOP sama juga kita mengabaikan peraturan-peraturan yang ada. aplikasi langsung yang tampak kayaknya ada pada hal-hal yang kecil, seperti tidak memakai seat belt saat dalam mobil. Sikap awal yang sok tau ini, ternyata berdampak me