Langsung ke konten utama

Postingan

Mau nulis tinggal nulis...

Ada saudara yang minta tolong diajarin nulis, kebetulan ada persyaratan nulis essay di Perusahaan yang dia bidik untuk dilamar. Wah, kalau aku sih mulai meninggalkan gaya tulis menulis baku. Cuman bisa sumbang saran buat konsep dulu tentang apa yang mau ditulis. Jadi, kesimpulannya apa dong? Kalau itu aku nggak tahu. Berdasarkan pengalaman-ku yang seluas tempurung kelapa, gaya nulis, tata cara nulis, konsep orang nulis itu berbeda satu sama lain. Ada yang melihat sesuatu langsung nulis, ada yang merencanakan nulis dan langsung nulis, ada yang abis buang hajat terus nulis juga ada. Ritual penulis beda-beda, namun aku belum pernah tahu ada penulis yang bakar kemenyan dulu, terus nulis. Kalau aku pokoknya lagi pengen nulis ya nulis, dan kalau nggak pengen nulis ya nggak nulis. Ada inspirasi datang buat ditulis kalau lagi nggak mood ya nggak nulis. Seperti sekarang, aku lagi pengen nulis ya nulis meski sambil gendong athira di parkiran pasar ya nulis. Toh nggak habisin waktu 15 menit buat

Jangkrik!, Sejuta Sumpah Serapah buat Pengecer BBM

Sudah hampir seminggu mobilku aku isi dengan Bensin eceran. Pagi ini sebelum berangkat kerja mobil ini tak beliin bensin 2 liter, kemarin diisi 5 liter, kemarinnya lagi 2 liter, dan 2 liter lagi dihari sebelumnya. Meski begitu aku merasa beruntung banget karena mobilku ini sangat irit kalau dilihat dari jarak tempuhnya, walau kadang-kadang kepikiran kepingin ganti dengan yang mesin diesel yang lebih bertenaga dan irit kalau didalam Kota. Jangkrik, asem, dan berjuta sumpah serapah yang ada di muka bumi buat pengecer yang rakus. Ingat, yang rakus saja. Meski ada juga pengecer yang tidak terlalu rakus menumpuk BBM dengan alasan ini itu, atau mungkin hanya kurang modal. Membeli BBM untuk ditumpuk dan dijual kembali dengan harga yang lebih mahal adalah pelanggaran hukum. Sudah beberapa kali aku menulis soal ini, namun apa boleh buat kejadian demi kejadian kelangkaan BBM di Kota Bontang dan sekitarnya masih terjadi, kalaupun stok aman itu cuman berlaku untuk beberapa saat saja, seterusnya a

Asah Otak

Mirip pisau, kalau nggak diasah tentunya akan tumpul. Begitu juga otak Manusia. Setelah Otak ini jarang istirahat 'mikir' saat kerja di Kontraktor Pertambangan, sekarang lebih banyak istirahat atau istilah ndeso-nya jarang mikir. Bukan berarti ini mengabaikan rutinitas-ku yang sekarang, soal mikir 'Usaha Mandiri'-ku yang sekarang, insting dan kejelian Sang Istri lebih dominan. Estimasi Sang Nyonya lebih 'cespleng' alias tepat sasaran. Kalau Sang Nyonya yakin, keuntungan dua kali lipat bahkan lebih dari modal gampang banget didapet. Maklum, jiwa dagang-nya sudah diolah mulai dari Sekolah Dasar. Lha, aku? Terbiasa berfikiran systematis, analisis, dan pemikiran-pemikiran kaku yang lain agak susah berkembang. Sebagai contoh, ketika ada pisang raja ukuran besar dengan harga Rp. 6.000/sisir istri-ku berani ngambil, karena bisa dijual Rp. 13.000/sisir atau paling apes Rp. 10.000/sisir itupun jarang terjadi dan kalau terjadi biasanya 'harga teman'. Nah, ketika

Cet..cet.. Macet

Sudah hampir dua minggu berada di Malang, kampung halaman tercinta. Hampir satu Tahun baru balik kesini, banyak yang berubah. Banyak bangunan baru yang bermunculan, makin ramai-lah. Malang tetaplah Malang, cinta Malang tetap membara meski sekarang sudah tinggal dikampung orang. Satu Tahun yang lalu, aku mengendarai Mobil menjelang Maghrib dari Kepanjen ke Malang relatif enak, jalan ramai tapi masih bisa genjot 60 km/jam. Sekarang, lalu lintas makin ramai. Nyetir mobil harus ekstra hati-hati, Great Corolla 1.6 SE-G yang ku kendarai-pun harus merambat di 40 km/jam. Motor mendominasi jalanan. Kadang-kadang pengendara motor beratraksi belok dan potong kanan-kiri mirip tarian ikan lele. Ini baru Tahun ini, keadaan terasa betul merambatnya lalu lintas jalanan disekitar Kota Malang dan di dalam Kota Malang. Belum tahu keadaan beberapa Tahun mendatang. Memang beginilah keadaan Kota Besar, dan Malang pada track menuju kesana. Hendaknya pihak yang berwenang dapat menyikapi hal ini secepatnya

Nyanyi berjamaah makin marak

Aku bukan anti atau bukan mau menghambat kreatifitas orang, bukan sekali lagi bukan. Aku bukan orang yang seperti itu. Suka tidak suka adalah hal pribadi buat pendengar, begitu juga sama aku. Aku adalah pendengar yang berbeda madhzab. Dari jaman masih aku culun sampai aku keren sekarang, selera tetap nggak berubah. "Gue paling alergi sama boyband atau apalah itu!!!" Nggak tau, awal mula alergi itu dari mana. Cuman males aja nonton, apalagi dengerinnya. Sebenernya, cerita hal yang kayak gini aja juga males. Berhubung, sekarang aku lagi terganggu banget sama tayangan boyband di live musik televisi, ku beranikan diri buat nulis, itung-itung buat curhat atau malah syukur-syukur 'alergi' ini terobati. Sejak awal boyband lahir, Ketidaknyaman selalu aku rasakan tiap kali ada band-band itu. Aku merasa nyanyian berjamaah mereka kayak kampungan banget, kurang laki-laki (tapi aku nggak bilang mirip banci lho). Band adalah band, yang laki-laki donk. Joget yang lebay, huh! Bikin

Athira udah setengah Tahun Pa...

Pagi tadi (kemarin 1/10/2011), istri-ku mengingatkanku seperti itu. Setengah Tahun? Ya memang sudah setengah Tahun. Cepat bener waktu ini terasa, dan setengah Tahun lagi kamu akan berumur 1 Tahun. Tidak tahu, apalagi aksi yang akan kamu pamerkan pada Papa dan Mama-mu ini. Kamu lahir setengah Tahun yang lalu, Jumat 1 April 2011. Hari yang sama dengan Hari kelahiran Papa dan Mama-mu. Dulu kamu terlalu senang dalam kandungan Mama, sehingga harus di rangsang oleh Dokter biar keluar. Mama mulai berjuang dengan dirangsang sejak Hari Rabu malam, lama betul Papa-Mama nunggu kamu hingga Hari Jumat pagi Allah SWT mengijinkan Papa-Mama melihatmu secara langsung. Tangisanmu yang pertama melegakan Papa yang menunggu sekian lama. Setelah Papa meng-kumandangkan Adzan, kamu langsung bisa minum ASI tanpa kesulitan. Tepat usia 40 hari, kamu sudah mulai miring. Usia 2 bulan mulai kelihatan gigi-mu mau tumbuh, kejutan memang tapi menurut Bu Rahma (dokter), Kalsium dalam ASI-mu cukup tinggi. Bulan ke

Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika, unity in diversity itulah yang disinggung Obama saat memberi kuliah tamu di UI. Berbeda beda tetapi satu jua, itu yang diajarkan di Sekolah dulu. Negeri ini terdiri dari banyak suku bangsa. Beruntung aku tidak hanya tahu Jawa Timur yang merupakan tempat kelahiranku tetapi juga Kalimantan Timur. Di Jawa Timur, ada dua etnis besar, Jawa dan Madura. Bahasa mereka berbeda, namun dalam istilah tertentu ada persamaan. Nah, inilah yang aku sebut sebagai Bhineka Tunggal Ika, berbeda dalam beberapa istilah namun kemudian dibeberapa istilah sama. Di Kalimantan Timur, aku lebih beruntung. Kenapa aku katakan demikian? Sebab aku lebih banyak melihat keberagaman suku bangsa disini. Di Bontang-Kalimantan Timur, dominasi Pendatang lebih banyak daripada penduduk asli-nya. Nuansa keberagaman pun juga terasa. Ada Jawa, Bugis (ini-itu, soalnya banyak macamnya), Madura, Banjar, Kutai, Dayak, Paser, Batak, Timor, Tana Toraja, Manado, Minang, banyak deh. Lha, dari situ aku tahu sediki

Innovation now, or Die

Kalo kayak gini, aku ingat betul Tema diatas yang merupakan tema acara lomba inovasi sebuah Perusahaan Kontraktor Pertambangan terkemuka yang masih dalam group Astra. Kita tahu-lah kalau Astra memang "seneng-seneng"nya berinovasi, ini juga diterapkan di Anak-cucu perusahaan yang menggurita ini. Pernah merasakan inovasi dan berinovasi dengan kurikulum inovasi perusahaan yang biasa dikenal dengan 8 langkah, jadi malas mengurus sesuatu yang berbau birokrasi. Dengan inovasi, ada tantangan, ada semangat baru sehingga jauh rasa jenuh. Mengurus sesuatu di area birokrasi tetep saja kayak gitu-gitu. Mumpung lagi ke Sangatta, Ibukota Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Segala keperluan diurus sekalian biar tidak bolak-balik. Bontang-Sangatta perlu waktu kurang lebih 2 Jam dengan jalanan yang begitu parah. Inilah susahnya orang yang ber KTP di Perbatasan, Kota Bontang hanya beberapa meter saja, untuk urusan birokrasi hanya butuh waktu sekitar 25 menit sudah sampai. Sedang kalau k

Selamat Idul Fitri

Sudah sekian lama blog ini berdiri, sudah sekian banyak tulisan terbit, banyak kata-kata yang kurang berkenan, baik dari blog ini maupun secara langsung, Kami, Khoirul Mustofa sekeluarga mengucapkan minal aidin wal faizin Mohon maaf lahir dan batin Kami, Irul, Thia, Athira

Manfaatkan waktu sehatmu, sebelum datang waktu sakitmu

Judul diatas adalah salah satu ungkapan Nabi Muhammad terkait soal waktu. Sehat, ya itulah yang namanya sehat. Baru terasa kalo sudah sakit. Sekarang, saat nulis ini aku berada di Rumah Sakit buat nganterin Sang bidadari kecilku yang lagi sakit flu. Buat orang dewasa, masalah flu sih nggak terlalu bikin pusing, tapi buat anak kecil usia 4 bulan pasti bikin pusing. Gimana nggak, si-kecil harus bersusah payah buat bernafas karena hidungnya buntu karena ingus. Tapi anakku sangatlah kreatif, abis nggak bisa nafas lewat hidung, si kecil nafas lewat mulut. Namun sayang, ide kreatifnya terkendala saat mau minum ASI. Si kecil tidak bisa bernafas dan minus sekaligus lewat mulut dan akhirnya, nangis pun jadi alternatif terakhir buat minta perhatian Sang Ayah dan Sang Bunda. Itu tadi masih masalah pileknya, belum masalah panas badannya. Dengan berat hati sang istri pun dapat omelan dariku karena stock es batu di freezer habis buat minuman buka puasa. Aku pernah denger dari beberapa orang, kalo se

Bisnis ala syaiton

Kemarin malam, aku ngantri bensin di Pom bensin. Setelah hampir satu jam ngantri dan hanya kurang 3 antrian mobil didepanku, bensin sudah habis. Huhh... Sebenarnya sudah terkumpul sejuta sumpah serapah dan berjuta umpatan yang terpendam dalam hati. Namun, apa boleh buat itu salah aku sendiri sih. Istri sudah ngasih tahu untuk cepat-cepat antri biar tidak pulang terlalu malam, eh aku malah enak-enakan nonton TV dulu sebelum ngantri. Ah, mobil pick-up ku lagi banyak muatannya lagi, dan harus diantar besok paginya, kalau nggak ada bensin mau gimana. Tuing.... Ada lampu menyala dikepalaku. Didepan Pom bensin khan ada yang jual bensin eceran, aku langsung samperin dia. "Pak, berapa bensin 1 liter?" tanyaku. Jawab penjual bensin, "Rp 6.000 dik" Dalam fikiran ku, busyet benar nih orang. Jual bensin eceran didepan pom bensin saja mau ngambil untung Rp. 1.500 per liter-nya. Ah, mau cekik leher-ku kali nih orang. Kemudian aku tawar, "Rp. 5.500 saja ya!" "Ya dah

Pembeli adalah Raja, tapi tidak buat INDONESIA

Sekian bulan banting setir jadi Penjual alias Marketer, aku jadi tahu betul apa yang disebut pelayanan pada pembeli. Pembeli dengan level loyalitas tinggi disebut pelanggan, service lebih dan spesial diskon wajib berlaku. Aku fikir Hermawan Kertajaya pasti setuju dengan pendapatku itu. Namun, kejadian sebaliknya terjadi. Kasus Sapi asal Australia yang dijual di Indonesia adalah contoh nyata. Australia menyetop penjualan pada berita sebelumnya dan sekarang, kran penjualan dibuka kembali tapi dengan syarat, hanya untuk Rumah pemotongan yang telah mendapatkan sertifikasi dari penjual. Lucu memang lucu. Pembeli diperintah oleh penjual. Sebodoh inikah Bangsa kita? Adanya penyiksaan atau apapun adalah hak prerogratif Bangsa kita dan Pemerintah kita sendirilah yang harus mengaturnya. Sebagai bagian dari Bangsa ini terus terang saja saya malu dan teramat sangat maaaaluuuuu sekali!, saya garis bawahi. Saya malu sekali! Selemah inikah Negara kita? Dari kasus ini pemerintah kita cuma komentar aka

Indonesia... Dung.. Dungdung.. Duuung...

Turkmenistan vs Indonesia siapa yang menang? Setelah piala AFF kemarin simpati dan dukungan ke Timnas Indonesia memang lagi tinggi-tingginya. Setiap kali berita tentang Timnas pasti aku tunggu-tunggu. Timnas menjadi primadona baru buatku, biasanya aku mem-favoritkan 2 klub bola, ya siapa lagi kalo bukan Arema Indonesia dan Barcelona. Nasionalisme-ku melambung tinggi menantikan permainan Sang Pahlawan bola. Meski disisi lain ada ke"muak"an yang mencapai titik puncaknya mengenai ribut-ribut yang ada di PSSI. Tapi sayang sungguh sayang, jika kemarin ada optimisme dalam pertandingan mendatang lawan Turkmenistan, sekarang optimisme ini meredup, meredup sih masih sekedar meredup, belum mati sama sekali, harapannya akan menyala terang kembali. Pemecatan Alfred Riedl ini merupakan pertanyaan besar yang akan dijawab dalam pertandingan nanti malam, blunder atau langkah yang tepat. Jika langkah yang diambil untuk proses jangka panjang tentunya tidak tepat jika Timnas hanya dalam waktu s

Car Alarm System

Namanya hobby ya hobby, ya rasanya seneng ketika ngelakuin. Ini sama seperti yang saya rasain ketika umek-umek dibidang Otomotif. Salah satunya saat aku dapet mobil pick-up buat ngangkut barang usahaku. Kebetulan aku paling penasaran dengan yang namanya alarm mobil, penasaran bukan sekedar pengen punya system alarm yang seperti itu tapi penasaran dengan cara kerja, cara pasang, dan tentunya ada kepuasan sendiri buat di pamerin. Mobil pick-up yang beredar dijalanan Negara kita, sangat minim dengan fasilitas keamanan standart. Bukan cuman mobil pick-up yang bertitel murah seperti single cabin pick-up, yang bertitel mahal yang seharga 300 juta keatas aja masih minim fasilitas, padahal mobil-mobil itu dilengkapi system penggerak 4 roda (4WD). Sebut saja seperti Mitsubishi Strada, Mazda BT 50, Ford Ranger, Alarm system tidak disematkan dalam penjualan, yang aku tau hanya Toyota Hi-lux double cabin G series aja dan yang E series nggak disematkan system yang kayak gitu. Ohya, buat Nissan Fron

Ngantrinization

Orang Indonesia emang orang paling sabar in the world. Gimana nggak, ke Bank antri, ke Rumah sakit antri, sampe beli BBM juga ngantri. Nggak tau ya, emang dari budaya, keadaan, atau memang populasi penduduk Indonesia yang udah terlalu banyak sehingga nggak nampung sama fasilitas yang ada, trus kalo memang penyebabnya alasan yang terakhir, peran Pemerintah dimana ya? Alasan aku nulis ini soalnya, aku sekarang lagi ngantri BBM di Pom Bensin. Setelah sekian lama nggak ada istilah antri mengantri di Pom Bensin, sekarang ealah, ngantri lagi. Dua bulan yang lalu, wilayah Kalimantan Timur diguncang juga dengan masalah antri BBM. Parah banget pokoknya. Bayangin aja, waktu itu aku ngantri mulai jam 6.00 sore, baru dapat bensin jam 10.00 malem, padahal ngisi bensinnya aku nggak banyak-banyak amat, biasanya sih cuman Rp. 50.000 atau 11,11 liter bensin aja untuk 3-4 hari. Mau ditambahin, tangki mobilku cuman muat segitu aja. Setelah rame di protes orang, ngantrinya sudah nggak ada lagi. Sekarang n

Low level motivation...

Malam-malam lagi nganter mertua ke Rumah Sakit, sambil nunggu antrian obat, buka facebook trus nulis status... "Lagi butuh banyak motivasi.." komentar teman? Belum ada, nggak tau sih pada kemana, atau temen lagi pada barengan kehabisan pulsa. Dari kata-kata diatas, aku sebenernya lagi mikirin soal "My little Company". Berjuang sendiri, eh salah dengan dibantu Mertua terasa lebih berat dibanding berjuang bersama istri yang harus sementara harus "parkir dulu" untuk mengurus "my little angel". Bersama istri, berjuang lebih mudah. Mudah mengontrol, mengawasi, dan mengelola. Istilah "planet mars"-nya controlling, supervisi, managing, dan istilah-istilah lain yang ada dalam ilmu management. Aku ingat betul dengan apa yang di katakan Dahlan Iskan dalam sebuah acara di TV yang dipandu oleh Tantri Abeng, Tidak ada Perusahaan besar atau Perusahaan kecil, juga tidak ada Negara besar atau Negara Kecil, yang ada adalah Perusahan dengan good manageme

Modal Dengkul

Modal dengkul atau usaha tanpa modal, pertama saya ketahui contohnya sewaktu saya baca buku Robert Kiyosaki. Kelihatannya mudah diucapkan namun sulit diterapkan, ada beribu alasan yang menguatkan. Ah, dia khan sudah banyak koneksi. Atau dia khan memang bisa ini, bisa itu. Begitu banyak alasan, itulah yang ada dalam fikiran saya dulu. Lain dulu, lain sekarang. Ilmu Robert Kiyosaki ternyata gampang diterapkan. Tidak perlu pakai model usaha properti atau usaha usaha yang lain, yang berkaitan dengan "duit gedhe", karena dengkul tetaplah dengkul. Trik modal dengkul seperti ini sebenarnya bisa dilakukan dibanyak usaha. Saya pengen cerita sedikit dari hal yang kecil 'bin' sederhana yang mudah-mudahan dapat meng-insipirasi Anda untuk "berdengkul ria". Ilmu ini keluar dengan sendirinya saat saya terjangkit penyakit 'kepepetisme', ya yang namanya kepepet, kreatifitas akan muncul tiba-tiba. Begini ceritanya, setelah memilih mundur dari 'hiruk pikuk' Dun