Langsung ke konten utama

Postingan

Email kepada-Mu, Ya Allah...

Ya Allah... Ya Rabbi... Dari dalam hati ini, tidak dapat hamba pungkiri, ada ke-iri-an yang timbul dan tidak dapat hamba-Mu ini sembunyikan. Iri mendengar cerita orang tentang "Rumah-Mu" nan jauh disana. Beberapa minggu yang lalu, Manager hamba telah pulang dari berkunjung kesana, iri itu timbul lagi... Beberapa hari sebelumnya, ada teman kerja yang cerita soal waktu dia berhaji..., Iri itu timbul lagi... Sebelumnya lagi... Bapak dan Ibuk hamba telah memiliki "peluang" panggilan-mu dibeberapa Tahun lagi, itu yang memulai ke-iri-an itu timbul Ingin sekali, hamba berangkat kesana menyempurnakan ke-islam-an hamba. Ingin pergi bersama Bapak, Ibuk, Istri, dan Keluarga untuk pergi kesana. Ingin sekali... Biar diri ini, Istri hamba, Keluarga hamba, dapat mempertebal keimanan kepada-Mu, sehingga dapat menjauhkan diri godaan dan perangkap duniawi yang semakin hari semakin rusak. Ya Allah... Ya Rabbi... Sejatinya Email ini untuk-Mu, meski ku tahu. Tanpa menulis pun e

Relativitas Sang Waktu

Kemarin, saat mencari barisan shaft buat Sholat Jumat kudapati ruang yang kosong didekat dinding sebelah kiri Masjid. Saat akan duduk sebelum adzan dikumandangkan, pandangan mataku tertuju pada sebuah poster yang tertempel didinding. Ditengah-tengah poster ada tulisan, Ma'syar 50.000 Tahun. Wow!! Poster itu sebenarnya menceritakan dari masa ke masa yang dijabarkan seperti timeframe, mulai dari perkiraan terbentuknya dunia, masa-masa Nabi mulai Nabi Adam sampai Nabi Muhammad, jaman khalifah, jaman sekarang, masa datang dengan ciri-ciri kiamat, sampai cerita diakhiratnya. Ngomongin waktu kita nggak bisa nggak bisa meninggalkan teori dari Ilmuwan Besar bangsa yahudi, siapa lagi kalau bukan Albert Einstein yang berbicara tentang relativitas waktu. Relativitas yang dibatasi ruang. Alquran sebenarnya sudah jauh lebih lama membahas ini. Coba lihat ayat ini, "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu ta

Charger merk jum'at

Alhamdulillah, alhamdulillahirabbil alamin. Puji syukur atas segala nikmat yang engkau berikan pada hamba-Mu yang lemah ini. Hamba yang tidak bisa berbuat apapun kecuali atas ijin-Mu. Beberapa hari ini keimanan-ku memang lagi dalam kondisi turun. Biasanya denger adzan, langsung lari ke masjid buat berjamaah. Begitu juga semangat kerja, setelah pulang dari Kantor. Semangat buat membantu 'Perusahaan' istri dan baru beristirahat Jam 8 Malam. Tidak ada kata lelah. Namun beberapa hari ini, semangat lagi turu. Mungkin kondisi tubuh yang kurang fit jadi kambing hitam. Namun, ada pupuk penumbuh semangat tadi siang. Khutbah jum'at memberikan suntikan semangat yang mendalam ke dalam diri ini. Banyak kata-kata yang membuat diri ini banyak merenung. Sang khatib, menyinggung surat al-kausar yang menafsirkan tentang banyaknya nikmat yang diberikan kepada-mu (Muhammad)-Ayat 1. Dimana telah Allah berikan perlindungan kepada Nabi saat hijrah ke Madinah. Berikan kemenangan yang bertubi-tub

Buat Athira...

Langit pagi berhias mendung. Pagi terasa lebih gelap dari biasanya, terlebih di 'dramatisir' dengan rintik-rintik air hujan. Athira sudah bangun saat adzan subuh tadi, lebih pagi dari kemarin. Dia mengeluh ke Mamanya, karena ada yang mengganjal di celananya, sambil bilang, "maa, e..ee..!" Selepas sholat subuh, Aku sudah bersiap-siap untuk kerja hari ini, memakai baju kerja. Athira nyeletuk, "Paa.., yoo..", maksud hati ingin mengantar papanya pergi kerja ke Jalan utama untuk nunggu jemputan. Tidak ada protes. Dia sudah tahu kalau nanti sore baru papanya pulang dan nanti dia menjemput lagi di tempat yang sama pula. Dia tahu rutinitas baru papa, jika kemarin-kemarin rutinitasnya adalah cari uang sama-sama papa dan mama. Sekarang dia sudah tahu, mama yang berwiraswasta dan papa yang berkerja ditempat lain. Dia tidak ambil pusing meski Papanya di salah satu anak perusahaan BUMN. Yang dia tahu berangkat pagi dan balik lagi sore. Ketika dia ditanya sama Neneknya

Redupnya nyala batubara

Mentari mau kembali ke peraduannya saat aku balik pulang kerja. Yah, baru beberapa hari nongol lagi di Tambang, setelah hampir 2 Tahun Absen. Banyak ketemu teman-teman lama. Saling share. Teringat aku memikirkan kata teman yang bilang kalau perusahaannya sekarang kalau boleh dibilang sekarat-lah. Sebagai kontraktor pertambangan batubara yang berkantor pusat di Balikpapan, beberapa site-nya seperti di Semboja (dekat Balikpapan) dan Batulicin (Kalimantan Selatan) sudah kolaps. Sang teman-ku tadi kerja di Site yang ada di Bontang. Secara overall perusahaannya ada, pukulan yang lumayan dirasakan hentakannya pada site Bontang. Dia khawatir yang di Bontang cuman tinggal nunggu waktu. Semua memang tak lepas dari redupnya harga batubara yang panasnya tidak se-perkasa beberapa tahun terakhir. Krisis Eropa dan Amerika menghantam industri-industri di banyak negara. Secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada harga batubara yang terus terjun bebas beberapa bulan belakangan. Sebagai con

Peran baru menggapai cita

Sore ini sang surya masih bersembunyi dibalik mendung, hujan dengan intensitas sedang kurang lebih setengah jam telah membasahi tambang. Masih belum terlalu gelap untuk mencapai rumah. Besok pagi, harus menikmati terbitnya mentari ditambang lagi, otomatis harus berangkat pagi-pagi lagi. Ini rutinitas harian sekarang, ada banyak waktu untuk anak istri yang terkikis untuk kerja sekarang, untungnya saja si-kecil tidak protes dengan rutinitas baru bapaknya. Seakan tahu, rencana bapaknya kalau ini hanya sementara. Bekerja diluar ibadah, bekerja dirumah juga ibadah asal semuanya dengan landasan ikhlas. Butuh perhatian ekstra pada masa sekarang dalam menjalankan syariatnya sebagai imam dalam keluarga. Begitu 'mengerikan' pergaulan diluar sana. Menjadi Imam dalam keluarga sekaligus mencari nafkah, dua peran yang bisa menyita waktu dimasing-masing perannya. Memang akan sangat ideal jika keduanya dilakukan bersama-sama, atau minimal mempunyai banyak waktu bersama keluarga. Peran seba

(sementara) Jadi karyawan lagi!

Alhamdulillah, ternyata masih dipercaya orang. Ketika perlu karena ada tujuan yang dicapai, eh ternyata gampang. Allahu akbar. Saya dan Istri, ada keinginan untuk wiraswasta. Ada bisnis yang diimpikan bersama dan masih belum terjangkau sekarang. Sekarang juga berwiraswasta, namun bukan impian saya dan sedikit mungkin istri. Wiraswasta saat ini, harus diakui yang pinter adalah istri. Feelling dia sebagai pedagang sudah terasah mulai kecil. Saya cuman sebatas membantu. Meski lumayan hasilnya, namun jika dibagi 2 hasilnya biasa. Banyak waktu luang yang terbuang karena sebenarnya istri bisa sendiri melakukan, meski kemarin harus diakui saat anak masih kecil, harus gantian saling mengisi satu sama lain. Sekarang, athira sudah mulai besar, sudah bisa ditinggal. Saya harus berwiraswasta seperti yang saya lakukan saat saya kuliah dan lumayan juga. Biar ada 2 mesin yang menopang kami. Sekarang, masih 1 mesin. Itupun pistonnya 2 saya dan istri saya. Pengennya ada minimal 2 mesin, supaya outpu

Telat yang menguntungkan pelanggan

Anda Pengguna Telkomsel-SMS Banking BRI? Ada sesuatu yang perlu diketahui, ini didasarkan pada pengalaman pribadi. Seperti yang kita ketahui bersama, kalau biaya yang dibebankan ke pengguna SMS adalah sebesar Rp. 500/transaksi atau dengan kata lain per sms. Cara penarikan biayanya adalah dengan memotong pulsa pengguna bukan di rekening BRI pengguna. Ada yang perlu anda ketahui, ternyata pemotongan biaya dilakukan dengan cara 2 kali pertama adalah saat dikirim dan saat transaksi berhasil, namun bukan berarti biaya tersebut dobel, tapi akumulasi pemotongannya tetap senilai Rp 500. Seperti yang saya ketahui dari Brosur yang saya dapatkan di BRI kalau disitu disebutkan biayanya adalah Rp. 500/transaksi. Saya pernah mencoba mengisi pulsa dengan SMS banking, saat itu pulsa saya tinggal Rp. 75. Pengisian pulsa tidak bisa dilakukan. Kemarin, pulsa saya tinggal Rp 405 saya iseng-iseng mencoba dan ternyata bisa. Pertama, saat kirim SMS pulsa saya terpotong seperti kita kirim SMS seperti biay

Demi Listrik

Kepanasan lagi, dan lagi demi mengurusi listrik. Mungkin baru ini yang didapat hari ini. Besok ya pasti berjuang lagi. Saya tinggal RT 08 Desa Sukarahmat, Kecamatan Telukpandan, Kabupaten Kutai Timur. Ya namanya juga daerah perbatasan, sebelah timur jalan masuk wilayah Bontang, lha kami disebelah barat jalan masuk wilayah Kabupaten Kutai Timur. Perkampungan kami sekitar 700 meter dari Jaringan Listrik PLN. Praktis kalau ingin pasang listrik baru, PLN  harus menarik kabel ke lagi ke perkampungan kami sejauh 700 meter tadi. Penduduk yang ada di perkampungan kami kurang lebih ada 50-an rumah yang terdiri 33 Rumah warga dan 20-an Rumah yang ada di Kompleks Pesantren Hidayatullah. Jumlah yang tidak sedikit bukan. Belum lagi posisi perkampungan kami yang dekat kami ada pipa gas yang dipakai PLN untuk “menyalakan” PLTMG-nya. Itulah yang membuat hampir semua warga disini terlecut untuk berjuang mendapatkan listrik dari PLN. Berjuang dan berjuang. Sebelumnya, kurang lebih Bulan Maret 2011

Mohon maaf lahir batin

Setelah satu bulan berpuasa, tiba saatnya hari kemenangan dan tentunya menang buat yang berpuasa, itupun yang puasanya benar. Tahun ini terasa betul makna yang didapatkan dari Puasa, lebih paham makna-makna yang ada dari semua aktifitas. Kemarin-kemarin tidak terasa seperti ini, ada yang puasanya hanya sebatas kewajiban, pada tahun berikutnya puasanya sudah mulai bener dan ada "sesuatu" yang nempel dihati, mungkin baru kena bau-nya tattakun (taqwa). Tahun ini beda, bukan disuasana, bukan ditempat, tapi di hati. Iman mungkin sedikit naik, tattakun mungkin juga sama, atau naik dikitlah. Tapi perasaan mengambil makna dari sesuatu kejadian yang ada itu yang ada dihati sekarang. Tidak tahu apa yang terjadi, apakah cuman adanya peningkatan kedewasaan diri atau tahun ini lebih sering dengarkan ceramah pagi diradio mobil saat berangkat kerja, aku nggak tahu. Seperti waktu anakku jalan sendiri diparkiran pasar dan balik sudah dapat buah kelengkeng dari pedagang buah diparkiran pasar

Trik perbaiki per safety belt

Safety belt (sabuk pengaman) saat ini adalah peralatan pengaman yang mutlak harus ada. Jika tidak anda akan berurusan dengan aparat penegak hukum, tentu akan sangat repot. Namun, apa jadinya jika safety belt anda rusak? Mungkin anda dapat meniru pengalaman pribadi saya. Safety belt secara umun dibedakan menjadi 2, yaitu yang fixed dan yang flexible. Safety belt yang fixed, tidak bisa ditarik biasanya digunakan di mobil yang memakai kursi "racing", kursi penumpang di bagian tengah sedan atau mobil lainnya yang biasanya ada tulisan center-nya, bahkan sampai safety belt yang murahan yang biasa dipakai buat mobil yang tidak ada safety belt bawaan pabrik. Safety belt flexible biasanya menjadi standar bawaan pabrik, atau bisa juga anda membelinya dengan merogoh kocek Rp. 200-ribuan untuk sepasang safety belt fleksible yang paling murah. Namun, bagaimana jika safety belt anda rusak atau patah per (pegas)nya sehingga tidak bisa narik lagi? Ada solusi buat anda jika anda mengalam

Need more exercise

Lama nggak cas cis cus in english rasanya kaku, terbata-bata kalau ngomong. Padahal dulu nayamul (lumayan-bahasa malangan). Sekarang banyak ragu dengan tata bahasa atau ejaan dari tulisan. Aku dulu lemah dalam Bahasa Inggris, mungkin karena bawaan dari SMP. Maklum, dulu waktu SMP ada pengalaman buruk dengan Guru Bahasa Inggris, galak sih enggak tapi kaku. Masuk STM dapat Guru lebih parah, Guru-ku cerewetnya minta ampun, belum lagi kalau menghina orang parah abis. Sampai-sampai aku kasihan ada teman yang namanya Jamin (anaknya penampilannya cupu) jadi bahan olok-olokannya. Maaf ya min (jamin), nama-mu ku sebut. Kuliah dapat Dosen yang lumayan enak, cuman dia sering pakai Bahasa Inggris soalnya beliau pasti nganggap sudah dapat banyak dasar Bahasa Inggris di SMP dan SLTA, padahal aku 'nol puthol'. Aku ingat betul kata-katanya, "always use oxford dictionary". Maklum, beliau ingin standart cara pengejaannya sama dengan cara pengucapannya sesuai yang dia inginkan pake ca

Ketika Allah dalam gambaran anak-anak

Dalam hati aku tertawa ketika keponakanku yang Kelas 2 SD dengan bekal Iqro 3 'engkel-engkelan' (berdiskusi yang nggak mau ngalah satu sama lain) dengan keponakan juga yang masih Kelas 1 SD yang ngaji-nya masih Iqro 2. Topiknya tentang siapa yang pertama bikin 'buras' (makanan bugis yang seperti lontong-lah) dikampung sini. Biasanya mereka rame-rame bikin buras ketika Hari besar seperti Menjelang Idul fitri atau Idul Qurban. Buras adalah makanan favorit bagi masyarakat Bugis Pattinjo (suku istri-ku), dimasak dengan waktu kurang lebih 5-6 Jam. Dari 'eyel-eyelan' siapa yang pertama bikin buras. Pertama bilang ini itu, sampai akhirnya si-keponakan tadi merasa kepepet sehingga mengeluarkan jurus pamungkasnya yang tentu saja bikin aku ketawa, dengan nggak mau ngalah dia bilang, "yang bikin buras pertama ya Allah-lah". Si-keponakan satunya terdiam nggak bisa ngomong, maklum yang mereka tahu segala sesuatu yang nomer satu adalah Allah. Mereka makan mentah-me

Maaf, pengurusannya terbatas

Hari ini (17/04/12), aku mengurus perpanjangan SIM A dan SIM C yang masa berlakunya habis hari ini juga. Aku berangkat pagi-pagi Jam 7.30 WITA dari Rumahku yang berada didaerah perbatasan Kota Bontang, namun masuk Kabupaten Kutai Timur yang merupakan salah satu Kabupaten terkaya di Indonesia jadi semua urusan harus ke Ibukota Kabupaten Kutai Timur, Sangatta. Karena pengen cepet mengejar waktu, mengingat jalur Bontang-Sangatta yang masih banyak lubang disana-sini kuputuskan nggak pakai mobil. Aku genjot si-Jupe eh si-Jupiter Z kenceng-kenceng. Meliuk-liuk diantara lubang-lubang yang menganga dijalanan. Ingin tarik gas lebih banyak lagi seperti aksi komeng di iklan motor, takut baju robek-robek saat sampe di Sangatta. Setelah 1 Jam diatas jok motor, akhirnya sampe juga. Tau sendirilah birokrasi kuno ala Indonesia, tujuan pertama adalah pendaftaran dan info kemudian harus melapor ke bagian KAUR ... (lupa), mengingat SIM sebelumnya di keluarkan Polres Bontang dan dikenakan biaya Rp. 20.00

Katanya, kalo masuk kulkas lebih enak

Tau iklan ini? Sumpah banget aku pertama liat ini langsung berfikiran, sengaja kurang pinter atau emang kurang pinter beneran pembuat iklannya ya? Coba bayangin ada adegan anak masuk kulkas dan ditanya kakaknya lagi ngapain dan dijawab sambil makan stik biskuit ini dia bilang kalau katanya lebih enak kalau dimasukkan kulkas. Coba bayangin Bapak dan Ibu sekalian, misalkan anak-anak sampeyan pada niru masuk kulkas sambil makan biskuit ini gimana? Kita semua tahu, kalau anak itu peniru yang super. Apapun yang dia lihat baik apa buruk pasti dia tiru, baru usia agak besar baru dia bisa membedakan baik apa buruk. Terus terang, biskuit ini sebetulnya sudah enak, jadi nggak usahlah pake iklan yang macem-macem, gitu aja pasti banyak yang suka. Kalau memang pengen menyampaikan pesan kalau biskuit ini lebih enak kalau dimasukkan kulkas, ya cari ide yang lebih pinter bisa nggak sich!! Beruntung anakku masih sangat kecil, masih 1 Tahun jadi belum mikirin yang kayak gitu. Aku cuman khawatir sama k

Athira sudah 1 Tahun

Tanggal 1 April kemarin (1/04/12), athira tepat 1 Tahun. Sudah banyak hal yang bisa dia lakukan. Di saat tepat 1 Tahun pula Athira sudah mulai jalan meski baru 5 langkah. Makin banyak yang dikuasai dengan cepat, mulai menyusun mainan, sampai memanggil kucing meski hanya dengan kata me (tanpa ong -> meong). Tepat 1 Tahun ini pula, papa dan mama membuat syukuran kecil-kecilan dengan mengundang semua temen-temen athira. Ya acara-nya syukuran bukan pesta, karena papa mama nggak mau mengajarkan sesuatu yang hura-hura namun pengen mengajari athira arti syukur ke hadirat Allah penguasa alam. Meski ada kue tart buatan mama yang dihias lilin angka 1 bukan cerminan pesta, namun sekedar pengen menyenangkan temen-temen athira aja. Faktor terpenting adalah ungkapan rasa syukur papa mama atas diberinya kepercayaan membesarkan athira, atas rejeki yang juga dimakan athira, atas semuanya. Besar harapan papa mama untuk athira menjadi anak yang sholehah, pinter, cerdas, sehat, dan semua yang baik

Ketegaran Pak Bos

Nulis yang satu ini agak lama, karena mood nulis yang putus-nyambung. Jadi lanjutinnya sesuka hati, begini ceritanya. Hari kamis lalu (8/3/12), aku bertemu mantan Bos-ku di Perusahaan sebelumnya. Hubungan-ku dengan Beliau lebih dari sekedar Bawahan dengan Atasan, atau Karyawan dengan Bos. Sebagai Pemilik Perusahaan, Beliau membuat hubungan kerja kami seperti hubungan dalam lingkup keluarga, setidaknya itulah yang kurasakan dan itulah yang beliau perlakukan padaku. Beliau Keturunan Cina, namun gaya Jawa-Malang-annya begitu kental dirasa. Mendengar beliau akan ke Bontang dan pengen ketemu lagi denganku adalah hal yang menggembirakan bagi-ku. Saat masih kerja dulu, Beliau minimal 2 minggu sekali pasti datang ke Bontang buat melihat perkembangan site (cabang) yang di Bontang. Sekarang ini adalah pertemuan pertama kami setelah akhir Desember 2010 saat aku memutuskan keluar dari Perusahaan beliau terkait dengan berakhirnya Project yang ada di Bontang. Ada rasa haru yang terasa, Beliau memel

Pinter boleh asal nggak ngawur, apalagi keminter

Sudah kedua kali-nya nulis berbau religi, bukan memang lagi hobi 'nyantri' karena kalau cuman hobi nanti jadi nggak hobi lagi. Besar harapan ada keseimbangan duniawi dan akhirat serta meningkat dari hari kehari. Ini juga bukan 'keminter' apalagi 'minter-i'. Cuman 'share' dari ilmu yang aku tahu, syukur-syukur kalau ada yang punya ilmu lebih mendalam yang mau 'share' juga disini. Sekarang, banyak betul yang demo memprotes rencana Pemerintah untuk menaikkan harga eceran BBM per 1 April 2012. Dalam protes-nya, banyak media nasional yang memberitakan bahwa Mahasiswa melakukan sholat ghoib berjamaah dengan alasan yang macam-macam, ada yang Sholat sebagai simbol telah matinya kepekaan pemimpin kepada rakyat, dan masih banyak lagi. Lho..lho..Lho, yang sholat orang Islam, tidak tahu latar belakang-nya, Islam keturunan atau memang islam yang mengerti islam. Coba dipahami dulu apa itu sholat ghoib. Latar belakang sholat ghoib didasarkan hadits yang di r

Dari wudhu ke muhrim, dari persepsi ke opini

Apa hubungannya? Ini cuma sekedar ungkapan pikiran yang sebenarnya berawal dari persepsi istri melihat dari tayangan televisi. Ini sudah agak lama saya jelasin sama istri, namun ada sesuatu yang salah di tayangan televisi dan harus dikoreksi. Biar tidak ada lagi salah persepsi-salah persepsi berikutnya. Waktu habis wudhu, aku mau sholat. Tapi, istriku menggoda dan mau pegang tanganku. "eh, jangan pegang. Aku belum sholat. Nanti batal lho", aku bilang. "lho, kita khan muhrim, sudah halal dong", jawabnya. "ah, kata siapa?", tanyaku. Dia tidak menjawab, tapi aku tahu dia punya persepsi seperti itu karena liat tayangan di TV. Ada tayangan sinetron yang pengen kelihatan islami namun kurang paham dengan islami-nya. Salah satu contoh, ingat baru salah satu contoh ada tayangan tentang pesantren dan ustad rocker-nya. Ada adegan dimana Sang rocker yang habis menikahi gadis pesantren bilang ke gadis tersebut kita sudah muhrim, di beberapa episode sebelumnya sang

Ketika kebanggaan itu bernama Anak

Sekarang (13/01/12), Athira sudah sembilan Bulan, tiga belas Hari. Ada kebanggaan tersendiri ketika Anak memiliki kemampuan lebih dibanding anak seumurannya. Dibanding teman sebaya-nya Athira lebih mudah menangkap bila diajari sesuatu. Tidak tahu kenapa, apakah karena Otaknya yang lebih pintar, atau ke-telatenan Papa dan Mama-nya mengajarkan sesuatu sehingga dia terbiasa menangkap pelajaran yang diberikan. Seperti yang dibilang Neela di film Fast and Fourius: Tokyo Drift, "quick learner" atau cepet belajar itulah Athira. Penilaian mungkin sangat relatif, soalnya tidak ada parameter terukur untuk menilainya. Faktor emosional juga mungkin sangat berperan. Tapi, apapun itu ada kebanggaan tersendiri ketika penilaian cuman didasarin atas perbandingan dengan anak tetangga, anak kenalan, dan anak-anak lain yang seumurannya atau bahkan lebih. Ketika diajari cium jauh, hanya butuh dua kali cara cium jauh dia sudah bisa. Ketika diajari naik motor mainannya, dia langsung merespon mulut