Langsung ke konten utama

Nyanyi berjamaah makin marak

Aku bukan anti atau bukan mau menghambat kreatifitas orang, bukan sekali lagi bukan. Aku bukan orang yang seperti itu. Suka tidak suka adalah hal pribadi buat pendengar, begitu juga sama aku. Aku adalah pendengar yang berbeda madhzab. Dari jaman masih aku culun sampai aku keren sekarang, selera tetap nggak berubah. "Gue paling alergi sama boyband atau apalah itu!!!"
Nggak tau, awal mula alergi itu dari mana. Cuman males aja nonton, apalagi dengerinnya. Sebenernya, cerita hal yang kayak gini aja juga males. Berhubung, sekarang aku lagi terganggu banget sama tayangan boyband di live musik televisi, ku beranikan diri buat nulis, itung-itung buat curhat atau malah syukur-syukur 'alergi' ini terobati.
Sejak awal boyband lahir, Ketidaknyaman selalu aku rasakan tiap kali ada band-band itu. Aku merasa nyanyian berjamaah mereka kayak kampungan banget, kurang laki-laki (tapi aku nggak bilang mirip banci lho). Band adalah band, yang laki-laki donk. Joget yang lebay, huh! Bikin gregetan.
Generasi sekarang, wauh! Bikin aku tambah benci, ada boyband yang sok kecakepan, joget yang nggak nyambung sama lagu, widihh.. Amit-amit jabang bayi deh. Dan, yang bikin aku tambah keki ada cewek yang ikut-ikutan bikin band. Masyaallah....
Huh... Gitu aja kok banyak ABG yang suka, apa mereka cuman tergoda sama tampang mereka doang?
Dah segini aja aku nulisnya, nanti bikin aku malah lebih tersiksa diri buat ceritain kejengkelan hati.
Buat yang suka boyband, maaf kita beda madhzab. Lo suka penyanyi jamaah, gue kagak.
Buat boyband-nya, sori man! Ini cuman tulisan masyarakat musik Indonesia yang punya ke-Bhinneka-an, dan realitanya ada yang suka, ada yang tidak, bahkan benci-pun ada. Yang sabar, anda publik figur. Jangan tersinggung, aku nggak nyinggung nama bro. Buat ini sebagai bahan kritikan, untuk perbaikan atau inovasi.
Buat, yang ber-fikiran sama dengan aku. Salam satu jiwa bung!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Car Alarm System

Namanya hobby ya hobby, ya rasanya seneng ketika ngelakuin. Ini sama seperti yang saya rasain ketika umek-umek dibidang Otomotif. Salah satunya saat aku dapet mobil pick-up buat ngangkut barang usahaku. Kebetulan aku paling penasaran dengan yang namanya alarm mobil, penasaran bukan sekedar pengen punya system alarm yang seperti itu tapi penasaran dengan cara kerja, cara pasang, dan tentunya ada kepuasan sendiri buat di pamerin. Mobil pick-up yang beredar dijalanan Negara kita, sangat minim dengan fasilitas keamanan standart. Bukan cuman mobil pick-up yang bertitel murah seperti single cabin pick-up, yang bertitel mahal yang seharga 300 juta keatas aja masih minim fasilitas, padahal mobil-mobil itu dilengkapi system penggerak 4 roda (4WD). Sebut saja seperti Mitsubishi Strada, Mazda BT 50, Ford Ranger, Alarm system tidak disematkan dalam penjualan, yang aku tau hanya Toyota Hi-lux double cabin G series aja dan yang E series nggak disematkan system yang kayak gitu. Ohya, buat Nissan Fron

Trik perbaiki per safety belt

Safety belt (sabuk pengaman) saat ini adalah peralatan pengaman yang mutlak harus ada. Jika tidak anda akan berurusan dengan aparat penegak hukum, tentu akan sangat repot. Namun, apa jadinya jika safety belt anda rusak? Mungkin anda dapat meniru pengalaman pribadi saya. Safety belt secara umun dibedakan menjadi 2, yaitu yang fixed dan yang flexible. Safety belt yang fixed, tidak bisa ditarik biasanya digunakan di mobil yang memakai kursi "racing", kursi penumpang di bagian tengah sedan atau mobil lainnya yang biasanya ada tulisan center-nya, bahkan sampai safety belt yang murahan yang biasa dipakai buat mobil yang tidak ada safety belt bawaan pabrik. Safety belt flexible biasanya menjadi standar bawaan pabrik, atau bisa juga anda membelinya dengan merogoh kocek Rp. 200-ribuan untuk sepasang safety belt fleksible yang paling murah. Namun, bagaimana jika safety belt anda rusak atau patah per (pegas)nya sehingga tidak bisa narik lagi? Ada solusi buat anda jika anda mengalam

Pantai Licin

Pantai Licin atau Pantai Nglicin begitulah penduduk setempat menyebut dengan dialek mereka, terletak di Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, tidak ada informasi yang jelas kenapa disebut licin atau nglicin. Pada awal Tahun 90-an pantai ini cukup dikenal karena waktu itu pantai tersebut berada didekat Lokasi Comdeca (perkemahan pertama se-dunia). Fasilitas infrastruktur yang menuju pantai tersebut dibangun begitu baik dengan tidak merubah ke-asli-an pantai tersebut, jalan beraspal sampai ke pantai. Sekarang kondisi pantai ini tetap seperti dulu, hanya jalan yang menuju kesana yang rusak hampir 50% antara perkampungan Desa Lebakharjo sampai Dusun Licin, penyebab kerusakannya paling dominan karena longsor dan terkikis air. Kondisi seperti sekarang paling cocok bagi anda yang berjiwa advanture, pantai indah yang masih asli yang harus ditempuh dengan mendaki dan menuruni bukit serta tebing yang agak curam. Desain jalan yang berliku-liku naik dan turun, menj