Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label pedagang

Asah Otak

Mirip pisau, kalau nggak diasah tentunya akan tumpul. Begitu juga otak Manusia. Setelah Otak ini jarang istirahat 'mikir' saat kerja di Kontraktor Pertambangan, sekarang lebih banyak istirahat atau istilah ndeso-nya jarang mikir. Bukan berarti ini mengabaikan rutinitas-ku yang sekarang, soal mikir 'Usaha Mandiri'-ku yang sekarang, insting dan kejelian Sang Istri lebih dominan. Estimasi Sang Nyonya lebih 'cespleng' alias tepat sasaran. Kalau Sang Nyonya yakin, keuntungan dua kali lipat bahkan lebih dari modal gampang banget didapet. Maklum, jiwa dagang-nya sudah diolah mulai dari Sekolah Dasar. Lha, aku? Terbiasa berfikiran systematis, analisis, dan pemikiran-pemikiran kaku yang lain agak susah berkembang. Sebagai contoh, ketika ada pisang raja ukuran besar dengan harga Rp. 6.000/sisir istri-ku berani ngambil, karena bisa dijual Rp. 13.000/sisir atau paling apes Rp. 10.000/sisir itupun jarang terjadi dan kalau terjadi biasanya 'harga teman'. Nah, ketika

Pembeli adalah Raja, tapi tidak buat INDONESIA

Sekian bulan banting setir jadi Penjual alias Marketer, aku jadi tahu betul apa yang disebut pelayanan pada pembeli. Pembeli dengan level loyalitas tinggi disebut pelanggan, service lebih dan spesial diskon wajib berlaku. Aku fikir Hermawan Kertajaya pasti setuju dengan pendapatku itu. Namun, kejadian sebaliknya terjadi. Kasus Sapi asal Australia yang dijual di Indonesia adalah contoh nyata. Australia menyetop penjualan pada berita sebelumnya dan sekarang, kran penjualan dibuka kembali tapi dengan syarat, hanya untuk Rumah pemotongan yang telah mendapatkan sertifikasi dari penjual. Lucu memang lucu. Pembeli diperintah oleh penjual. Sebodoh inikah Bangsa kita? Adanya penyiksaan atau apapun adalah hak prerogratif Bangsa kita dan Pemerintah kita sendirilah yang harus mengaturnya. Sebagai bagian dari Bangsa ini terus terang saja saya malu dan teramat sangat maaaaluuuuu sekali!, saya garis bawahi. Saya malu sekali! Selemah inikah Negara kita? Dari kasus ini pemerintah kita cuma komentar aka

Management system

Bicara tentang sistem managemen atau management system, kebanyakan dari kita pasti berfikir bahwa hal tersebut hanya bagi kalangan tertentu saja. Sebenarnya management system sangat perlu buat kalangan bawah, ketidak berhasilan kalangan bawah dalam meraih tujuannya kebanyakan dari cara pengaturan mereka. Sebagai contoh yang saya amati sehari-hari, saya punya kenalan teman di daerah Tulungagung yang berternak ikan gurame (teman ini yang menginspirasi saya juga untuk ternak gurame). Dia memiliki 4 kolam gurame, sekali panen dia langsung dapat hasil yang fantastis (menurut saya). Hasil panennya mendapatkan 40 sekian Juta lah. Dari hasil panen tersebut dia langsung beli Honda Grand Civic LX. Maklum, jiwa masih muda, masih pengen ini dan itu. Setelah dapat sedan untuk memulai usaha lagi dengan beli bibit saja bingung, modal sudah habis, kesana kemari naik sedan juga perlu bensin. Akhirnya sang sedan hanya bertahan 3 bulan saja. Untuk memulai usaha hanya tersisa 5-an juta, karena harus bayar