Orang Indonesia emang orang paling sabar in the world. Gimana nggak, ke Bank antri, ke Rumah sakit antri, sampe beli BBM juga ngantri. Nggak tau ya, emang dari budaya, keadaan, atau memang populasi penduduk Indonesia yang udah terlalu banyak sehingga nggak nampung sama fasilitas yang ada, trus kalo memang penyebabnya alasan yang terakhir, peran Pemerintah dimana ya?
Alasan aku nulis ini soalnya, aku sekarang lagi ngantri BBM di Pom Bensin. Setelah sekian lama nggak ada istilah antri mengantri di Pom Bensin, sekarang ealah, ngantri lagi. Dua bulan yang lalu, wilayah Kalimantan Timur diguncang juga dengan masalah antri BBM. Parah banget pokoknya. Bayangin aja, waktu itu aku ngantri mulai jam 6.00 sore, baru dapat bensin jam 10.00 malem, padahal ngisi bensinnya aku nggak banyak-banyak amat, biasanya sih cuman Rp. 50.000 atau 11,11 liter bensin aja untuk 3-4 hari. Mau ditambahin, tangki mobilku cuman muat segitu aja. Setelah rame di protes orang, ngantrinya sudah nggak ada lagi.
Sekarang nggak tau, kok kambuh lagi. Keterlambatan pengiriman BBM kayaknya sudah nggak ada, tapi antrian masih ada. Kayaknya ada pembatasan supply BBM dimasing-masing SPBU. Kalo dipikir-pikir, adanya pembatasan sebenarnya justru merugikan masyarakat. Coba liat, dengan mengantri berapa waktu yang 'harus' dibuang masyarakat? Harga beberapa barang dipasar ikut naik dengan bensin sebagai kambing hitamnya. Ini khan berpengaruh sama 'mbok De In', itu lho deflasi inflasi. Harga naik padahal harga BBM nggak naik. Selain itu, makin antri BBM, makin banyak 'spekulan BBM' yang main disitu. Mereka (pengecer BBM) ikut-ikutan ngantri bahkan borong dan jual diluar dengan harga yang mencekik leher. Apa ini memang yang diinginkan di Masyarakat? Ah, nggak taulah apa yang dipikirin pembuat kebijakan. Mungkin mereka punya pertimbangan yang 'lebih' dibanding pemikiran ku. Sayang beribu sayang, Meski aku asli jawa cuman tak habis fikir, Kalimantan khan sumber minyak dan gas, kenapa bensin solar sering habis? Kenapa harga eceran elpiji disini lebih mahal dibanding dijawa ya? Kenapa listrik harus pake solar, padahal disini sumber batubara? Apa nggak mahal? Ya inilah sedikit pemikiran orang goblok kayak aku, yang penting ngikut mikir dan comment. Comment aja khan nggak dilarang khan?
Dan yang penting buat kita adalah sabar dan ikhlas. Hehe.. Mungkin kalo semua masyarakat sabar berjamaah, tentunya semua masyarakat kita disayang Tuhan. Bener nggak? Namun, ingat juga sebuah hadist yang berbunyi "Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak merubahnya". Jadi, sabar aja tidak cukup, berusaha menjadi yang lebih baik itu mutlak dilakukan. Sekarang, berubah tambah bagus apa tambah jelek? Ah, pikir aja sendiri!
Alasan aku nulis ini soalnya, aku sekarang lagi ngantri BBM di Pom Bensin. Setelah sekian lama nggak ada istilah antri mengantri di Pom Bensin, sekarang ealah, ngantri lagi. Dua bulan yang lalu, wilayah Kalimantan Timur diguncang juga dengan masalah antri BBM. Parah banget pokoknya. Bayangin aja, waktu itu aku ngantri mulai jam 6.00 sore, baru dapat bensin jam 10.00 malem, padahal ngisi bensinnya aku nggak banyak-banyak amat, biasanya sih cuman Rp. 50.000 atau 11,11 liter bensin aja untuk 3-4 hari. Mau ditambahin, tangki mobilku cuman muat segitu aja. Setelah rame di protes orang, ngantrinya sudah nggak ada lagi.
Sekarang nggak tau, kok kambuh lagi. Keterlambatan pengiriman BBM kayaknya sudah nggak ada, tapi antrian masih ada. Kayaknya ada pembatasan supply BBM dimasing-masing SPBU. Kalo dipikir-pikir, adanya pembatasan sebenarnya justru merugikan masyarakat. Coba liat, dengan mengantri berapa waktu yang 'harus' dibuang masyarakat? Harga beberapa barang dipasar ikut naik dengan bensin sebagai kambing hitamnya. Ini khan berpengaruh sama 'mbok De In', itu lho deflasi inflasi. Harga naik padahal harga BBM nggak naik. Selain itu, makin antri BBM, makin banyak 'spekulan BBM' yang main disitu. Mereka (pengecer BBM) ikut-ikutan ngantri bahkan borong dan jual diluar dengan harga yang mencekik leher. Apa ini memang yang diinginkan di Masyarakat? Ah, nggak taulah apa yang dipikirin pembuat kebijakan. Mungkin mereka punya pertimbangan yang 'lebih' dibanding pemikiran ku. Sayang beribu sayang, Meski aku asli jawa cuman tak habis fikir, Kalimantan khan sumber minyak dan gas, kenapa bensin solar sering habis? Kenapa harga eceran elpiji disini lebih mahal dibanding dijawa ya? Kenapa listrik harus pake solar, padahal disini sumber batubara? Apa nggak mahal? Ya inilah sedikit pemikiran orang goblok kayak aku, yang penting ngikut mikir dan comment. Comment aja khan nggak dilarang khan?
Dan yang penting buat kita adalah sabar dan ikhlas. Hehe.. Mungkin kalo semua masyarakat sabar berjamaah, tentunya semua masyarakat kita disayang Tuhan. Bener nggak? Namun, ingat juga sebuah hadist yang berbunyi "Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak merubahnya". Jadi, sabar aja tidak cukup, berusaha menjadi yang lebih baik itu mutlak dilakukan. Sekarang, berubah tambah bagus apa tambah jelek? Ah, pikir aja sendiri!
Komentar
Posting Komentar