Sudah hampir seminggu mobilku aku isi dengan Bensin eceran. Pagi ini sebelum berangkat kerja mobil ini tak beliin bensin 2 liter, kemarin diisi 5 liter, kemarinnya lagi 2 liter, dan 2 liter lagi dihari sebelumnya. Meski begitu aku merasa beruntung banget karena mobilku ini sangat irit kalau dilihat dari jarak tempuhnya, walau kadang-kadang kepikiran kepingin ganti dengan yang mesin diesel yang lebih bertenaga dan irit kalau didalam Kota.
Jangkrik, asem, dan berjuta sumpah serapah yang ada di muka bumi buat pengecer yang rakus. Ingat, yang rakus saja. Meski ada juga pengecer yang tidak terlalu rakus menumpuk BBM dengan alasan ini itu, atau mungkin hanya kurang modal. Membeli BBM untuk ditumpuk dan dijual kembali dengan harga yang lebih mahal adalah pelanggaran hukum. Sudah beberapa kali aku menulis soal ini, namun apa boleh buat kejadian demi kejadian kelangkaan BBM di Kota Bontang dan sekitarnya masih terjadi, kalaupun stok aman itu cuman berlaku untuk beberapa saat saja, seterusnya akan terjadi dan mungkin akan terus terjadi bila tetap dibiarkan terus begini.
Stok BBM di Kota Bontang dan sekitarnya saya yakin sudah dihitung betul dan serius oleh Pertamina, aku berkeyakinan seperti itu karena waktu Hari-Hari Besar stock BBM dipastikan aman dengan memberikan supply BBM lebih atau overstock dari konsumsi yang telah dihitung. Kalau BBM over stock pasti Pengecer menangis dengan sendirinya, karena jarang ada yang beli.
BBM langka diBontang aku yakin seyakin-yakinnya wal haqulyakin akibat ulah spekulan BBM yang mengambil aksi profit taking disaat sulit. Mereka membeli BBM dengan jumlah besar dan menjualnya lagi dengan harga mahal ketika diSPBU habis bahkan bisa sampai Rp. 7.000/liter (literan mereka). Bontang sebagai Kota yang kecil sangat gampang stock bensin dipermainkan, mengapa begitu karena dengan jumlah SPBU yang sedikit tentu sangat gampang memainkan apalagi jumlah pengecernya berjumlah ribuan. Foto diatas adalah gambaran antrian yang terjadi pada sekitar Jam 10.00 Wita. Aku lihat juga kerakusan sang pengecer bensin saat antri, saat aku masuk minibus L300 lama yang dipakai sang pengecer pun keluar, dan beberapa saat saja setelah mobilku masuk antrian ternyata mobil tersebut sudah mengantri lagi berjarak 4 mobil dibelakangku. Wah, gile bener pokoknya. Pantasan saja, jika kiriman BBM ke SPBU Km 7 Bontang-Samarinda datang Jam 19.00 maka besok siangnya sekitar Jam 12.00 siangnya akan habis. Ini baru 1 pengecer, belum pengecer lainnya yang pakai Sepeda Motor dengan tangki besar, kelangkaan BBM bukan hal yang mustahil terjadi.
BBM bersubsidi dibiayai sepenuhnya oleh anggaran Negara, maka distribusi dan pemakaiannya harus tepat sasaran, sebagai Anak Bangsa Saya cuman bisa berbagi ide agar masalah ini teratasi, karena kelangkaan BBM bukan cuman masalah Pemerintah, itu juga masalah saya. Tidak ada BBM, susah juga buat saya untuk cari duit. Ada 2 ide dan mudah-mudahan ada pihak-pihak terkait yang baca, syukur-syukur ada yang terima atau punya gagasan lebih bagus bisa comment disini.
1. Ide yang pertama saya adalah pengawasan.
Penyaluran BBM harus diawasi lebih. Saya ambil contoh di Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur, SPBU diawasi langsung oleh Polisi. Mereka mencatat semua kendaraan yang masuk, jika ada yang bolak-balik masuk maka Polisi akan menangkapnya.
2. Menambah kuota BBM saat tertentu.
Penambahan kuota sesaat, saat langka BBM akan langsung bisa memukul pengecer. Jika di SPBU ada BBM. Pengecer tidak akan laku dan tentunya sang Pengecer akan kelimpungan sendiri, dan saat normal maka supply BBM dikembalikan seperti semula.
Ini ide saya, kalau ada ide lain silahkan comment disini
Jangkrik, asem, dan berjuta sumpah serapah yang ada di muka bumi buat pengecer yang rakus. Ingat, yang rakus saja. Meski ada juga pengecer yang tidak terlalu rakus menumpuk BBM dengan alasan ini itu, atau mungkin hanya kurang modal. Membeli BBM untuk ditumpuk dan dijual kembali dengan harga yang lebih mahal adalah pelanggaran hukum. Sudah beberapa kali aku menulis soal ini, namun apa boleh buat kejadian demi kejadian kelangkaan BBM di Kota Bontang dan sekitarnya masih terjadi, kalaupun stok aman itu cuman berlaku untuk beberapa saat saja, seterusnya akan terjadi dan mungkin akan terus terjadi bila tetap dibiarkan terus begini.
Stok BBM di Kota Bontang dan sekitarnya saya yakin sudah dihitung betul dan serius oleh Pertamina, aku berkeyakinan seperti itu karena waktu Hari-Hari Besar stock BBM dipastikan aman dengan memberikan supply BBM lebih atau overstock dari konsumsi yang telah dihitung. Kalau BBM over stock pasti Pengecer menangis dengan sendirinya, karena jarang ada yang beli.
BBM langka diBontang aku yakin seyakin-yakinnya wal haqulyakin akibat ulah spekulan BBM yang mengambil aksi profit taking disaat sulit. Mereka membeli BBM dengan jumlah besar dan menjualnya lagi dengan harga mahal ketika diSPBU habis bahkan bisa sampai Rp. 7.000/liter (literan mereka). Bontang sebagai Kota yang kecil sangat gampang stock bensin dipermainkan, mengapa begitu karena dengan jumlah SPBU yang sedikit tentu sangat gampang memainkan apalagi jumlah pengecernya berjumlah ribuan. Foto diatas adalah gambaran antrian yang terjadi pada sekitar Jam 10.00 Wita. Aku lihat juga kerakusan sang pengecer bensin saat antri, saat aku masuk minibus L300 lama yang dipakai sang pengecer pun keluar, dan beberapa saat saja setelah mobilku masuk antrian ternyata mobil tersebut sudah mengantri lagi berjarak 4 mobil dibelakangku. Wah, gile bener pokoknya. Pantasan saja, jika kiriman BBM ke SPBU Km 7 Bontang-Samarinda datang Jam 19.00 maka besok siangnya sekitar Jam 12.00 siangnya akan habis. Ini baru 1 pengecer, belum pengecer lainnya yang pakai Sepeda Motor dengan tangki besar, kelangkaan BBM bukan hal yang mustahil terjadi.
BBM bersubsidi dibiayai sepenuhnya oleh anggaran Negara, maka distribusi dan pemakaiannya harus tepat sasaran, sebagai Anak Bangsa Saya cuman bisa berbagi ide agar masalah ini teratasi, karena kelangkaan BBM bukan cuman masalah Pemerintah, itu juga masalah saya. Tidak ada BBM, susah juga buat saya untuk cari duit. Ada 2 ide dan mudah-mudahan ada pihak-pihak terkait yang baca, syukur-syukur ada yang terima atau punya gagasan lebih bagus bisa comment disini.
1. Ide yang pertama saya adalah pengawasan.
Penyaluran BBM harus diawasi lebih. Saya ambil contoh di Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur, SPBU diawasi langsung oleh Polisi. Mereka mencatat semua kendaraan yang masuk, jika ada yang bolak-balik masuk maka Polisi akan menangkapnya.
2. Menambah kuota BBM saat tertentu.
Penambahan kuota sesaat, saat langka BBM akan langsung bisa memukul pengecer. Jika di SPBU ada BBM. Pengecer tidak akan laku dan tentunya sang Pengecer akan kelimpungan sendiri, dan saat normal maka supply BBM dikembalikan seperti semula.
Ini ide saya, kalau ada ide lain silahkan comment disini
Komentar
Posting Komentar