Langsung ke konten utama

Postingan

Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika, unity in diversity itulah yang disinggung Obama saat memberi kuliah tamu di UI. Berbeda beda tetapi satu jua, itu yang diajarkan di Sekolah dulu. Negeri ini terdiri dari banyak suku bangsa. Beruntung aku tidak hanya tahu Jawa Timur yang merupakan tempat kelahiranku tetapi juga Kalimantan Timur. Di Jawa Timur, ada dua etnis besar, Jawa dan Madura. Bahasa mereka berbeda, namun dalam istilah tertentu ada persamaan. Nah, inilah yang aku sebut sebagai Bhineka Tunggal Ika, berbeda dalam beberapa istilah namun kemudian dibeberapa istilah sama. Di Kalimantan Timur, aku lebih beruntung. Kenapa aku katakan demikian? Sebab aku lebih banyak melihat keberagaman suku bangsa disini. Di Bontang-Kalimantan Timur, dominasi Pendatang lebih banyak daripada penduduk asli-nya. Nuansa keberagaman pun juga terasa. Ada Jawa, Bugis (ini-itu, soalnya banyak macamnya), Madura, Banjar, Kutai, Dayak, Paser, Batak, Timor, Tana Toraja, Manado, Minang, banyak deh. Lha, dari situ aku tahu sediki

Innovation now, or Die

Kalo kayak gini, aku ingat betul Tema diatas yang merupakan tema acara lomba inovasi sebuah Perusahaan Kontraktor Pertambangan terkemuka yang masih dalam group Astra. Kita tahu-lah kalau Astra memang "seneng-seneng"nya berinovasi, ini juga diterapkan di Anak-cucu perusahaan yang menggurita ini. Pernah merasakan inovasi dan berinovasi dengan kurikulum inovasi perusahaan yang biasa dikenal dengan 8 langkah, jadi malas mengurus sesuatu yang berbau birokrasi. Dengan inovasi, ada tantangan, ada semangat baru sehingga jauh rasa jenuh. Mengurus sesuatu di area birokrasi tetep saja kayak gitu-gitu. Mumpung lagi ke Sangatta, Ibukota Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Segala keperluan diurus sekalian biar tidak bolak-balik. Bontang-Sangatta perlu waktu kurang lebih 2 Jam dengan jalanan yang begitu parah. Inilah susahnya orang yang ber KTP di Perbatasan, Kota Bontang hanya beberapa meter saja, untuk urusan birokrasi hanya butuh waktu sekitar 25 menit sudah sampai. Sedang kalau k

Selamat Idul Fitri

Sudah sekian lama blog ini berdiri, sudah sekian banyak tulisan terbit, banyak kata-kata yang kurang berkenan, baik dari blog ini maupun secara langsung, Kami, Khoirul Mustofa sekeluarga mengucapkan minal aidin wal faizin Mohon maaf lahir dan batin Kami, Irul, Thia, Athira

Manfaatkan waktu sehatmu, sebelum datang waktu sakitmu

Judul diatas adalah salah satu ungkapan Nabi Muhammad terkait soal waktu. Sehat, ya itulah yang namanya sehat. Baru terasa kalo sudah sakit. Sekarang, saat nulis ini aku berada di Rumah Sakit buat nganterin Sang bidadari kecilku yang lagi sakit flu. Buat orang dewasa, masalah flu sih nggak terlalu bikin pusing, tapi buat anak kecil usia 4 bulan pasti bikin pusing. Gimana nggak, si-kecil harus bersusah payah buat bernafas karena hidungnya buntu karena ingus. Tapi anakku sangatlah kreatif, abis nggak bisa nafas lewat hidung, si kecil nafas lewat mulut. Namun sayang, ide kreatifnya terkendala saat mau minum ASI. Si kecil tidak bisa bernafas dan minus sekaligus lewat mulut dan akhirnya, nangis pun jadi alternatif terakhir buat minta perhatian Sang Ayah dan Sang Bunda. Itu tadi masih masalah pileknya, belum masalah panas badannya. Dengan berat hati sang istri pun dapat omelan dariku karena stock es batu di freezer habis buat minuman buka puasa. Aku pernah denger dari beberapa orang, kalo se

Bisnis ala syaiton

Kemarin malam, aku ngantri bensin di Pom bensin. Setelah hampir satu jam ngantri dan hanya kurang 3 antrian mobil didepanku, bensin sudah habis. Huhh... Sebenarnya sudah terkumpul sejuta sumpah serapah dan berjuta umpatan yang terpendam dalam hati. Namun, apa boleh buat itu salah aku sendiri sih. Istri sudah ngasih tahu untuk cepat-cepat antri biar tidak pulang terlalu malam, eh aku malah enak-enakan nonton TV dulu sebelum ngantri. Ah, mobil pick-up ku lagi banyak muatannya lagi, dan harus diantar besok paginya, kalau nggak ada bensin mau gimana. Tuing.... Ada lampu menyala dikepalaku. Didepan Pom bensin khan ada yang jual bensin eceran, aku langsung samperin dia. "Pak, berapa bensin 1 liter?" tanyaku. Jawab penjual bensin, "Rp 6.000 dik" Dalam fikiran ku, busyet benar nih orang. Jual bensin eceran didepan pom bensin saja mau ngambil untung Rp. 1.500 per liter-nya. Ah, mau cekik leher-ku kali nih orang. Kemudian aku tawar, "Rp. 5.500 saja ya!" "Ya dah

Pembeli adalah Raja, tapi tidak buat INDONESIA

Sekian bulan banting setir jadi Penjual alias Marketer, aku jadi tahu betul apa yang disebut pelayanan pada pembeli. Pembeli dengan level loyalitas tinggi disebut pelanggan, service lebih dan spesial diskon wajib berlaku. Aku fikir Hermawan Kertajaya pasti setuju dengan pendapatku itu. Namun, kejadian sebaliknya terjadi. Kasus Sapi asal Australia yang dijual di Indonesia adalah contoh nyata. Australia menyetop penjualan pada berita sebelumnya dan sekarang, kran penjualan dibuka kembali tapi dengan syarat, hanya untuk Rumah pemotongan yang telah mendapatkan sertifikasi dari penjual. Lucu memang lucu. Pembeli diperintah oleh penjual. Sebodoh inikah Bangsa kita? Adanya penyiksaan atau apapun adalah hak prerogratif Bangsa kita dan Pemerintah kita sendirilah yang harus mengaturnya. Sebagai bagian dari Bangsa ini terus terang saja saya malu dan teramat sangat maaaaluuuuu sekali!, saya garis bawahi. Saya malu sekali! Selemah inikah Negara kita? Dari kasus ini pemerintah kita cuma komentar aka

Indonesia... Dung.. Dungdung.. Duuung...

Turkmenistan vs Indonesia siapa yang menang? Setelah piala AFF kemarin simpati dan dukungan ke Timnas Indonesia memang lagi tinggi-tingginya. Setiap kali berita tentang Timnas pasti aku tunggu-tunggu. Timnas menjadi primadona baru buatku, biasanya aku mem-favoritkan 2 klub bola, ya siapa lagi kalo bukan Arema Indonesia dan Barcelona. Nasionalisme-ku melambung tinggi menantikan permainan Sang Pahlawan bola. Meski disisi lain ada ke"muak"an yang mencapai titik puncaknya mengenai ribut-ribut yang ada di PSSI. Tapi sayang sungguh sayang, jika kemarin ada optimisme dalam pertandingan mendatang lawan Turkmenistan, sekarang optimisme ini meredup, meredup sih masih sekedar meredup, belum mati sama sekali, harapannya akan menyala terang kembali. Pemecatan Alfred Riedl ini merupakan pertanyaan besar yang akan dijawab dalam pertandingan nanti malam, blunder atau langkah yang tepat. Jika langkah yang diambil untuk proses jangka panjang tentunya tidak tepat jika Timnas hanya dalam waktu s