Langsung ke konten utama

Modal minimal, hasil maksimal

Beberapa hari yang lalu, saya mengikuti sebuah Seminar Motivasi di Hotel Bintang Sintuk Kota Bontang. Ada satu hal yang menarik saya dari seminar tersebut yaitu tentang mendapatkan hal yang maksimal dengan modal yang minimal. Memang, sudah menjadi hal yang lumrah dan sudah tertanam di otak saya yang saya aplikasikan ditempat kerja ataupun kehidupan sehari-hari, bahwa untuk mendapatkan ikan yang besar diperlukan umpan yang besar pula. Jadi, jangan harap mendapatkan hasil maksimal tanpa kerja keras, atau dibalik hasil itu adalah cerminan proses. Itu yang baku di otak saya. Dari pelajaran Quality Improvement pun berlaku seperti itu, dalam evaluasi KPI (key perfomance indicator) pun berlaku seperti itu, kerja, atau tindakan, atau action menjadi perhatian serius selain waktu dan item-item lainnya. Meski, KPI modern menekankan perhatian pada proses. Namun, tetap saja inti kerja keras menjadi point utama.
Pernah dalam satu waktu ada teman yang nyeletuk, "kita nggak perlu mas kerja keras.., sekarang tuh saatnya kerja smart" itu yang ter-ngiang di telinga saya. Meski pada kenyataannya teman tersebut terikat dengan pemikiran baku yang sistematis, dan terbisa dengan fikiran linier.
Kerja smart menurut saya adalah kerja dimana kita harus menyesuaikan situasi dan kondisi. Kapan harus pakai model sistematis, kapan kita harus meninggalkan fikiran sistematis dan baku.
Balik lagi ke seminar. Pembicara memberikan salah satu contoh sederhana ketika ada salah satu penanya yang merupakan salah satu karyawan Perusahaan Pupuk terkemuka yang biasa berfikir sistematis. Beliau bertanya, "bagaimana mungkin? Program yang bapak selenggarakan bagaimana bisa dilakukan?" Itu yang ditanyakan.
Sang pemateri memberikan contoh sederhana sebagai berikut:
Pemateri bertanya, "Apakah bapak punya uang Rp. 100 rb?"
Dijawab ada oleh penanya, "ada".
Pemateri melanjutkan, "Jika uang 100 rb tersebut berupa deposit pulsa, dengan rata-rata transaksi 10 rb (hasil statistik isi ulang pulsa dijawa) maka didapatkan 1.000 per transaksi. Atau 10 rb dari 10 kali transaksi deposit 100 rb tersebut. Secara matematis:
Transaksi pulsa 10 rb: 100.000/10.000= 10 kali transaksi
Jika keuntungan 1.000/transaksi maka:
laba = 1.000 x 10 = 10.000
Untuk perusahaan yang punya server pulsa sendiri transaksi tersebut sangat mungkin dapat dilakukan.
Jika keuntungan 10.000/hari dari 100.000 maka dalam 30 hari didapatkan hasil:
laba/bln = 30 x 10.000 = 300.000/bln
Ini adalah contoh soal hasil maksimal dari modal minimal. Dapat keuntungan 3 kali lipat dari modal. Hasil seperti inilah merupakan hasil dari kerja smart.
Ayo, kita coba berfikir smart dan mencoba tidak terpaku dengan model pemikiran linier.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Car Alarm System

Namanya hobby ya hobby, ya rasanya seneng ketika ngelakuin. Ini sama seperti yang saya rasain ketika umek-umek dibidang Otomotif. Salah satunya saat aku dapet mobil pick-up buat ngangkut barang usahaku. Kebetulan aku paling penasaran dengan yang namanya alarm mobil, penasaran bukan sekedar pengen punya system alarm yang seperti itu tapi penasaran dengan cara kerja, cara pasang, dan tentunya ada kepuasan sendiri buat di pamerin. Mobil pick-up yang beredar dijalanan Negara kita, sangat minim dengan fasilitas keamanan standart. Bukan cuman mobil pick-up yang bertitel murah seperti single cabin pick-up, yang bertitel mahal yang seharga 300 juta keatas aja masih minim fasilitas, padahal mobil-mobil itu dilengkapi system penggerak 4 roda (4WD). Sebut saja seperti Mitsubishi Strada, Mazda BT 50, Ford Ranger, Alarm system tidak disematkan dalam penjualan, yang aku tau hanya Toyota Hi-lux double cabin G series aja dan yang E series nggak disematkan system yang kayak gitu. Ohya, buat Nissan Fron

Trik perbaiki per safety belt

Safety belt (sabuk pengaman) saat ini adalah peralatan pengaman yang mutlak harus ada. Jika tidak anda akan berurusan dengan aparat penegak hukum, tentu akan sangat repot. Namun, apa jadinya jika safety belt anda rusak? Mungkin anda dapat meniru pengalaman pribadi saya. Safety belt secara umun dibedakan menjadi 2, yaitu yang fixed dan yang flexible. Safety belt yang fixed, tidak bisa ditarik biasanya digunakan di mobil yang memakai kursi "racing", kursi penumpang di bagian tengah sedan atau mobil lainnya yang biasanya ada tulisan center-nya, bahkan sampai safety belt yang murahan yang biasa dipakai buat mobil yang tidak ada safety belt bawaan pabrik. Safety belt flexible biasanya menjadi standar bawaan pabrik, atau bisa juga anda membelinya dengan merogoh kocek Rp. 200-ribuan untuk sepasang safety belt fleksible yang paling murah. Namun, bagaimana jika safety belt anda rusak atau patah per (pegas)nya sehingga tidak bisa narik lagi? Ada solusi buat anda jika anda mengalam

Pantai Licin

Pantai Licin atau Pantai Nglicin begitulah penduduk setempat menyebut dengan dialek mereka, terletak di Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, tidak ada informasi yang jelas kenapa disebut licin atau nglicin. Pada awal Tahun 90-an pantai ini cukup dikenal karena waktu itu pantai tersebut berada didekat Lokasi Comdeca (perkemahan pertama se-dunia). Fasilitas infrastruktur yang menuju pantai tersebut dibangun begitu baik dengan tidak merubah ke-asli-an pantai tersebut, jalan beraspal sampai ke pantai. Sekarang kondisi pantai ini tetap seperti dulu, hanya jalan yang menuju kesana yang rusak hampir 50% antara perkampungan Desa Lebakharjo sampai Dusun Licin, penyebab kerusakannya paling dominan karena longsor dan terkikis air. Kondisi seperti sekarang paling cocok bagi anda yang berjiwa advanture, pantai indah yang masih asli yang harus ditempuh dengan mendaki dan menuruni bukit serta tebing yang agak curam. Desain jalan yang berliku-liku naik dan turun, menj