Langsung ke konten utama

Ketegaran Pak Bos

Nulis yang satu ini agak lama, karena mood nulis yang putus-nyambung. Jadi lanjutinnya sesuka hati, begini ceritanya. Hari kamis lalu (8/3/12), aku bertemu mantan Bos-ku di Perusahaan sebelumnya. Hubungan-ku dengan Beliau lebih dari sekedar Bawahan dengan Atasan, atau Karyawan dengan Bos. Sebagai Pemilik Perusahaan, Beliau membuat hubungan kerja kami seperti hubungan dalam lingkup keluarga, setidaknya itulah yang kurasakan dan itulah yang beliau perlakukan padaku. Beliau Keturunan Cina, namun gaya Jawa-Malang-annya begitu kental dirasa.
Mendengar beliau akan ke Bontang dan pengen ketemu lagi denganku adalah hal yang menggembirakan bagi-ku. Saat masih kerja dulu, Beliau minimal 2 minggu sekali pasti datang ke Bontang buat melihat perkembangan site (cabang) yang di Bontang. Sekarang ini adalah pertemuan pertama kami setelah akhir Desember 2010 saat aku memutuskan keluar dari Perusahaan beliau terkait dengan berakhirnya Project yang ada di Bontang. Ada rasa haru yang terasa, Beliau memeluk-ku dan mencium pipi kanan-ku, masih ada ikatan seperti Bapak dan Anak seperti saat menjadi Karyawan dan Direktur Utama meski sekarang status itu tidak ada lagi.
Sambil minum kopi bersama, Beliau bercerita, tentang kesulitannya yang dialaminya saat ini. Dimana Kantor Utama dan Garasi bus-nya harus dijual untuk menutup hutang-nya. Proses menjualnya pun tetap berbau 'miracle' karena akan dilelang Bank, beliau ceritakan dengan seksama padaku. Ketegaran saat kesulitan masih tampak padanya. Aku mencoba menggodanya dengan menanyakan, "oiya, umur bapak sekarang berapa?"
Beliau menjawab, "63 Tahun, emangnya kenapa?"
"Bapak masih energik", Jawabku.
"Wah, yo harus energik tah", Jawabnya dengan gaya bahasa jawanya. "Banyak harus Bapak tanggung", Jawabnya sambil menepuk pundaknya sendiri. "Banyak rejekinya orang yang oleh Tuhan dilewatkan melalui Bapak, jadi Bapak harus tetap semangat", lanjutnya, "ini tanggung jawab yang Tuhan berikan pada bapak, jadi harus semangat sampai tua".
Inilah ketegaran ala Beliau, sikap relegius-nya tidak pernah lepas darinya. Kesulitan atau kemudahan yang Beliau dapat tidak pernah melupakan Tuhan.
Selama bersama beliau, aku ingat betul beberapa kesulitan besar dan alhamdulillah dapat kami lalui bersama.
Kesulitan pertama saat pertama aku masuk di salah satu Perusahaannya. Kebetulan Pak Bos memiliki 2 Perusahaan dan aku ditempatkan di Perseroan Terbatasnya. Kesulitan yang pertama ada di site Bontang yang merupakan salah satu site dari Perseroan Terbatasnya. Dimana tagihan ke main contractor-nya ngadat 3 bulan. Aku yang baru masuk waktu itu dihadapkan pada sesuatu yang sulit. Sistem administrasi yang amburadul ditambah semua staff dikantor-nya pada mengundurkan diri. Praktis, hanya Site Manager-nya saja dan dari bagian produksi dan workshop yang masih ada. Untungnya proses adaptasinya nggak lama, cepet meng-hold semuanya. Baru perjuangan setengah jalan, badai menghantam lagi. Sang Site Manager mengundurkan diri. Dia tidak tahan tekanan yang dari atas, samping, dan bawah. Namun, apalah itu semua harus tetap berjalan seperti yang ada di otak. Aku ingat betul, waktu itu Pak Bos menyemangati-ku dengan bilang, "tenang aja rul, kamu harus kuat untuk sementara berjuang sendiri menjalankan Site Bontang. Bapak pernah dalam kondisi yang lebih sulit lagi dari kondisi-mu. Namun, kesulitan yang menbuat Bapak jadi seperti sekarang. Anggap ini pelajaran dan ujian buat-mu".
Itu yang dikatakan Pak Bos padaku. Beruntung, perjuangan sendiri tak lama berakhir. Ada Manager baru, Staff administrasi baru. Lengkap sudah, ditambah mulai cair-nya invoice yang diharapkan Pak Bos buat muter lagi keuangan Perusahaan. Aku diserahin Pak Bos membuat sesuatu agar kondisi yang seperti kemarin tidak terjadi lagi. Maklum, sebagai Perusahaan Keluarga, masalah system jadi kelemahan utama. Akhirnya aku buat Program untuk system administrasi-nya yang ter-integrasi lengkap dengan analisis statistiknya. Standart Operating Procedure dibeberapa bagian tidak ada jadi fokus berikutnya. Begitu pula beberapa provokator dibawah yang bermuka dua, alhamdulillah bisa disikat dengan sedikit cara. Semua jadi tertata, alhamdulillah kesulitan disemester akhir 2006 bisa dilalui dengan baik. Ketegaran menghadapi badai ala Pak Bos dan gaya-nya menyemangati, berbuah manis.
Aku juga ingat waktu itu di sekitaran akhir 2007 dan awal 2008. Dimana Pak Bos baru selesai 'mentas keuangan' dari kesulitan 2006 dihadapkan pada permintaan costumer untuk mengganti unit operasi dengan unit operasi yang baru. Jika tidak, kita ditendang costumer. Padahal, uang masih sedikit. Kondisi keuangan dunia mulai krisis, solar industri sebagai penggerak kegiatan operasi melonjak tak terkontrol. Kalau tidak salah, saat itu Bank Century-pun harus ditambal Lembaga Penjamin. Banyak pihak leasing yang wait and see. Pak Bos yang datang dari Malang, seraya mengeluh. Dari raut wajahnya menahan beban berat, mungkin jauh lebih berat dari yang aku tahu. Beliau berkata, "Rul, Bapak kayaknya sudah ndak kuat lagi. Tapi tolong juga berdoa kepada Tuhan untuk solusi terbaik". Itu yang dikatakan Pak Bos. Saat itu, beberapa unit hauler tidak beroperasi karena tidak ada ban, tidak ada juga yang men-support alias memberi hutang-an ban. Semuanya minta kontan. Permintaan ikut berdoa adalah cerminan perbedaan keyakinan bukan halangan untuk meminta "tegar yang religius" buat aku, Pak Bos, dan semuanya. Seminggu kemudian beliau datang dengan wajah ceria-nya. Beliau berkata padaku, "Rul, doakan kepada Tuhan". Lanjutnya, "Bapak pengen Site Bontang ini ada disini 15 Tahun lagi".
Tidak lama, sekitar 1 Bulan berikutnya denger Pak Bos dapat leasing dari Jakarta yang mau survey langsung ke Bontang. Alhamdulillah, sedikit presentasi-ku dapat meyakinkan mereka meski harus buka dapur catatan keuangan secara menyeluruh, tapi yang penting semua bisa terkontrol dan sekali lagi badai berlalu. Sekali lagi Tuhan membuat keajaiban pada Perusahaan ini, dari yang hampir tenggelam dalam beberapa saat berada kembali ke 'rel-nya'. Pada krisis yang ini, memang banyak sesuatu yang berbau 'miracle' yang aku rasakan namun tidak bisa aku ceritakan satu per satu.
Krisis berikutnya di Tahun 2010. Sudah hampir 1 Tahun, costumer mematok produksi hanya setengah dari kapasitas produksi kami, ini kondisi yang benar-benar sulit buat aku, Bapak, dan Perusahaan. Aku benar-benar sulit meng-hold kondisi yang demikian, meski dilapangan harus sedikit 'mencuri peluang' dengan pendekatan langsung ke 'orang lapangannya costumer' agar kami bisa berproduksi lebih 'sedikit' dari target yang memang sudah setengah. Namun, itu tidak banyak berarti karena Top Management costumer sangat ketat membuat kebijakan. Saat itu bapak bilang, Perusahaan dalam kondisi ICU. Pada akhirnya, site Bontang benar-benar harus ditutup karena dari 100% kapasitas produksi hanya 40% sd 60% kapasitas produksi yang diminta costumer karena tidak stabilnya kondisi Batubara. Padahal, alat yang di leasing, gaji karyawan, dan lain-lain harus dibayar 100% tidak 50%. Saat itu pula, aku juga ingin keluar dari perusahaan karena beberapa pertimbangan. Berat rasanya berpisah dengan perusahaan ini, Pak Bos, teman-teman di Bontang maupun di Malang, namun inilah yang terjadi. Yang penting, hubungan baik dan komunikasi tetap terjalin baik.
Itulah, ketegaran religius Pak Bos yang muncul lagi dipertemuan sekarang. Ketegaran karena percaya pada keajaiban Tuhan, dan Ketegaran karena memikul 'tugas' Tuhan sebagai perantara rejeki karyawannya. Itu yang membuatnya tetap bersemangat. Aku hanya bisa membantu sebatas doa, semoga Bapak tetap tegar dengan beban berat ini, dan badai pastilah berlalu. Esok cerah tetap akan menanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Car Alarm System

Namanya hobby ya hobby, ya rasanya seneng ketika ngelakuin. Ini sama seperti yang saya rasain ketika umek-umek dibidang Otomotif. Salah satunya saat aku dapet mobil pick-up buat ngangkut barang usahaku. Kebetulan aku paling penasaran dengan yang namanya alarm mobil, penasaran bukan sekedar pengen punya system alarm yang seperti itu tapi penasaran dengan cara kerja, cara pasang, dan tentunya ada kepuasan sendiri buat di pamerin. Mobil pick-up yang beredar dijalanan Negara kita, sangat minim dengan fasilitas keamanan standart. Bukan cuman mobil pick-up yang bertitel murah seperti single cabin pick-up, yang bertitel mahal yang seharga 300 juta keatas aja masih minim fasilitas, padahal mobil-mobil itu dilengkapi system penggerak 4 roda (4WD). Sebut saja seperti Mitsubishi Strada, Mazda BT 50, Ford Ranger, Alarm system tidak disematkan dalam penjualan, yang aku tau hanya Toyota Hi-lux double cabin G series aja dan yang E series nggak disematkan system yang kayak gitu. Ohya, buat Nissan Fron

Trik perbaiki per safety belt

Safety belt (sabuk pengaman) saat ini adalah peralatan pengaman yang mutlak harus ada. Jika tidak anda akan berurusan dengan aparat penegak hukum, tentu akan sangat repot. Namun, apa jadinya jika safety belt anda rusak? Mungkin anda dapat meniru pengalaman pribadi saya. Safety belt secara umun dibedakan menjadi 2, yaitu yang fixed dan yang flexible. Safety belt yang fixed, tidak bisa ditarik biasanya digunakan di mobil yang memakai kursi "racing", kursi penumpang di bagian tengah sedan atau mobil lainnya yang biasanya ada tulisan center-nya, bahkan sampai safety belt yang murahan yang biasa dipakai buat mobil yang tidak ada safety belt bawaan pabrik. Safety belt flexible biasanya menjadi standar bawaan pabrik, atau bisa juga anda membelinya dengan merogoh kocek Rp. 200-ribuan untuk sepasang safety belt fleksible yang paling murah. Namun, bagaimana jika safety belt anda rusak atau patah per (pegas)nya sehingga tidak bisa narik lagi? Ada solusi buat anda jika anda mengalam

Pantai Licin

Pantai Licin atau Pantai Nglicin begitulah penduduk setempat menyebut dengan dialek mereka, terletak di Dusun Licin, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, tidak ada informasi yang jelas kenapa disebut licin atau nglicin. Pada awal Tahun 90-an pantai ini cukup dikenal karena waktu itu pantai tersebut berada didekat Lokasi Comdeca (perkemahan pertama se-dunia). Fasilitas infrastruktur yang menuju pantai tersebut dibangun begitu baik dengan tidak merubah ke-asli-an pantai tersebut, jalan beraspal sampai ke pantai. Sekarang kondisi pantai ini tetap seperti dulu, hanya jalan yang menuju kesana yang rusak hampir 50% antara perkampungan Desa Lebakharjo sampai Dusun Licin, penyebab kerusakannya paling dominan karena longsor dan terkikis air. Kondisi seperti sekarang paling cocok bagi anda yang berjiwa advanture, pantai indah yang masih asli yang harus ditempuh dengan mendaki dan menuruni bukit serta tebing yang agak curam. Desain jalan yang berliku-liku naik dan turun, menj