Langsung ke konten utama

Postingan

Modal Dengkul

Modal dengkul atau usaha tanpa modal, pertama saya ketahui contohnya sewaktu saya baca buku Robert Kiyosaki. Kelihatannya mudah diucapkan namun sulit diterapkan, ada beribu alasan yang menguatkan. Ah, dia khan sudah banyak koneksi. Atau dia khan memang bisa ini, bisa itu. Begitu banyak alasan, itulah yang ada dalam fikiran saya dulu. Lain dulu, lain sekarang. Ilmu Robert Kiyosaki ternyata gampang diterapkan. Tidak perlu pakai model usaha properti atau usaha usaha yang lain, yang berkaitan dengan "duit gedhe", karena dengkul tetaplah dengkul. Trik modal dengkul seperti ini sebenarnya bisa dilakukan dibanyak usaha. Saya pengen cerita sedikit dari hal yang kecil 'bin' sederhana yang mudah-mudahan dapat meng-insipirasi Anda untuk "berdengkul ria". Ilmu ini keluar dengan sendirinya saat saya terjangkit penyakit 'kepepetisme', ya yang namanya kepepet, kreatifitas akan muncul tiba-tiba. Begini ceritanya, setelah memilih mundur dari 'hiruk pikuk' Dun

Problem listrik

Listrik adalah kebutuhan dasar masyarakat modern. Problematika permasalahan listrik di Negara ini sangat klasik, mulai dari penyediaan pembangkit, distribusi, pencurian, dan lain-lain. PLN sebagai perusahaan penyedia distribusi listrik di Indonesia mulai menunjukkan kinerja yang positif. Adanya berbagai perbaikan dan trobosan-trobosan dalam pengelolaan kelistrikan nasional. Saya tidak tahu, PLN termasuk beruntung atau memang kebetulan memiliki Dahlan Iskan sebagai masinis yang suka curhat di sebuah Koran Nasional dan Blog tentang tindakannya yang dilakukan untuk mengatasi carut-marut listrik Nasional. Dengan curhat-nya Masyarakat atau saya jadi tahu perkembangan PLN sebagai Perusahan penyedia jasa publik. Ini yang tidak dilakukan pimpinan sebelumnya, suka atau tidak kekuatan tulisan bisa mempengaruhi persepsi masyarakat. Terus terang juga, sebelum Sang Bos Jawa Pos ini sebelum masuk PLN, saya sudah suka membaca tulisannya. Sebelum hijrah mencari rejeki di Kalimantan, sepengetahuan saya

Fokus pada Tujuan

Apa makna kata-kata diatas? Bagi saya ada kata-kata tersebut memiliki makna tersendiri. Beruntung bagi anda yang telah dapat menentukan tujuan atau target point dalam hidup ini. Tujuan yang anda tentukan bisa aja, saya harus kaya di umur sekian, saya harus meraih ini pada Tahun sekian, dan tujuan-tujuan yang lain. Masih banyak, masyarakat kita yang menentukan tujuan saja bingung. Target point mereka anggap sebagai beban, mereka menjalani hidup seperti air mengalir. Apakah mereka salah? Tentu jawabannya tidak. Because life is choice, mau kaya silahkan, mau miskin silahkan, mau baik silahkan, mau jahat silahkan, mau nyantri silahkan, bahkan mau kafir juga silahkan. Semua tergantung pilihan anda dan tentunya ada konsekuensi dari setiap pilihan. Balik lagi ke tujuan, saya ingin cerita satu hal, hasil omong-omong saya dengan Pak Asril, beliau ini adalah SHE (safety healt and enviroment) Officer Perusahaan tetangga Kantor saya, kebetulan khan lagi kumpul-kumpul bareng di Kantor saya. Ya seke

Modal minimal, hasil maksimal

Beberapa hari yang lalu, saya mengikuti sebuah Seminar Motivasi di Hotel Bintang Sintuk Kota Bontang. Ada satu hal yang menarik saya dari seminar tersebut yaitu tentang mendapatkan hal yang maksimal dengan modal yang minimal. Memang, sudah menjadi hal yang lumrah dan sudah tertanam di otak saya yang saya aplikasikan ditempat kerja ataupun kehidupan sehari-hari, bahwa untuk mendapatkan ikan yang besar diperlukan umpan yang besar pula. Jadi, jangan harap mendapatkan hasil maksimal tanpa kerja keras, atau dibalik hasil itu adalah cerminan proses. Itu yang baku di otak saya. Dari pelajaran Quality Improvement pun berlaku seperti itu, dalam evaluasi KPI (key perfomance indicator) pun berlaku seperti itu, kerja, atau tindakan, atau action menjadi perhatian serius selain waktu dan item-item lainnya. Meski, KPI modern menekankan perhatian pada proses. Namun, tetap saja inti kerja keras menjadi point utama. Pernah dalam satu waktu ada teman yang nyeletuk, "kita nggak perlu mas kerja keras.

Era kebocoran

Bermunculannya Wikileaks yang menghebohkan dan membuat geram Pemerintah Amerika Serikat atas bocornya ribuan documen digital. Pemerintah Indonesia sendiri tampaknya memberikan perhatian serius dengan meminta Bapak Menteri terkait (Informasi dan Hukum) untuk memantau hal tersebut. Mungkin takut hal-hal atau isu-isu sensitif muncul dan dapat mengganggu stabilitas di Negara ini. Memang Pemerintah dan DPR menyatakan kalau Pemerintah Indonesia tidak perlu mengklarifikasi atau menanggapi hal tersebut karena sebenarnya yang harus "kebakaran jenggot" Pemerintah Amerika Serikat. Namun, melihat adanya pantauan dari dua Menteri tampaknya membuat hal tersebut menjadi Prioritas. Prioritas yang lebih utama dari Masalah Jogja, Masalah Gayus, atau Masalah-masalah yang lain yang lebih membutuhkan perhatian dan prioritas penanganan lebih lanjut. Apakah dari hasil pantauan tersebut bisa menghalangi document tersebut untuk tidak terbit? Atau wajib meng-hack duluan biar tidak terbit? Belum tuntas

Bandara Sepinggan Berbenah

Perjalanan ke Malang dari Bontang, harus ditempuh dengan rute Bontang-Balikpapan (Bontang-Samarinda-Balikpapan jika lewat darat), terus Balikpapan-Surabaya, kemudian dilanjutkan Surabaya-Malang. Nah, waktu cuti kemarin tepatnya tanggal 15 November lalu, aku melihat sesuatu yang beda di Bandar Udara Sepinggan Balikpapan. Sebagai pemegang tiket Lion Air (maklum pesawat domestik favorit saya), seperti biasa lewat dipintu check in seperti biasa. Namun saat di Security, saya disuruh di Terminal baru yang ada didekat pintu masuk, Lion Air dipindah disana. Lho, terminal baru? Sejak kapan ada ya? Setelah masuk, terminal tersebut memang baru saja pindah. Penataan tempat sedang dilakukan, pembenahan ada disana sini. Terminal baru memang lebih baik dan lebih enak dilihat dari terminal yang lama. Adanya restoran didalamnya, tempat belanja, serta tempat check in yang enak. Hanya sayang-nya ketika ke naik ke Pesawat kita masih harus jalan lagi seperti di terminal lama, namun tak apalah yang penting

Blog spesifik

Aku tertegun saat membaca artikel sebuah Majalah wanita di ruang tunggu Dokter Gigi. Memang Majalah tersebut sudah agak lama, terbitan beberapa bulan yang lalu. Disitu tercantum lomba blog. Sudah sering sih mendengar adanya lomba blog, bahkan melihat hasil pengumuman lomba blog yang diadakan sebuah Perusahaan Perminyakan Nasional. Balik lagi ke Majalah, dalam artikel itu tertulis tentang spesifikasi blog. Lantas aku berfikir, blog-ku ini sebenarnya fokus nulis apa sih? Soalnya macam-macam aja aku tulis, ada cerita liburan, ada komentar berita terhangat, ada tulisan pengalaman, pokoknya kalau makanan disebut gado-gado dech. Memang kalau melihat blog-blog yang lain seperti milik Dahlan Iskan yang fokus pada pemikirannya, blog Kang Rohman yang fokus dengan tulisan tutorial blog-nya, atau blog-blog yang lain seperti blog wanita, blog pendidikan, blog komputer, bahkan ada juga blog tentang cerita dewasa 17 tahun keatas. Dari situ aku berfikir lagi, apa memang harus spesifik? Apa harus ikut-