Pulau yang terletak ditengah-tengah sungai Mahakam ini memang di plot oleh Pemerintah Daerah setempat sebagai tempat wisata. Ada kesan unik, sebuah pulau yang berada di tengah sungai.
Saya sendiri sudah 3 kali ke Pulau tersebut, pertama kesana pada semester akhir 2006 (tepatnya lupa), kedua pada tahun 2007, dan yang ketiga pada September 2009. Kesannya, berbeda-beda pada saat datang kesana.
Awal datang, saya menikmati datang ke pulau tersebut. Awal datang saya terkesan dengan apa yang ada dipulau tersebut. Ada kereta gantung yang dioperasikan keluar menyeberangi sungai, ada menara pandang yang bisa melihat Kota Tenggarong secara keseluruhan, sampai yang terkecil kipas angin buat pengunjung dengan pendingin air. Sangat berkesan, cuman minus ke tempatnya yang masih garing alias masih kurang rimbun.
Datang kedua, hampir sama perasaan saya dengan kedatangan yang pertama. Cuman sudah lebih hijau disana sini, perawatan cukup bagus. Ohya, disana juga ada cottage-nya juga lho.
Datang yang ketiga, saya kaget. Semua peralatan yang ada disana tidak beroperasi. Kereta gantung, menara pandang, tidak beroperasi. Banyak ilalang yang tumbuh liar dan terkesan tidak terawat. Denger-denger sih sebagai akibat adanya pejabat yang kesandung masalah korupsi, sehingga Pulau Kumala tidak terurus. Ya, maklum aja, pejabat tersebut dulu care banget dengan Pulau Kumala.
Ya begitulah dinamika yang ada di Negara ini, program yang sudah baik yang diluncurkan orang yang kena kasus tidak di lanjutkan lagi. Padahal tidak keseluruhan program yang dibuat, jelek secara keseluruhan. Intinya ambil yang bagus, buang yang jelek. Mungkin susah diterapkan karena di Negara ini sudah tidak lagi memakai program cetak biru seperti yang telah di contohkan P. Harto dalam pembangunan jangka panjang seperti Kabinet Pembangunannya. Ganti pemimpin, ganti pula kebijakan. Lebih mementingkan kepopuleran sesaat, tidak jangka panjang.
Oya, balik lagi ke Pulau Kumala, melihat kondisi tersebut jadi berfikir ulang untuk kesana. Saya prihatin dengan peralatan wisata yang telah diinvestasikan mahal-mahal tapi tidak dioperasikan dan dirawat dengan baik. Kalau temen-temen mau kesana, silahkan.
Saya sendiri sudah 3 kali ke Pulau tersebut, pertama kesana pada semester akhir 2006 (tepatnya lupa), kedua pada tahun 2007, dan yang ketiga pada September 2009. Kesannya, berbeda-beda pada saat datang kesana.
Awal datang, saya menikmati datang ke pulau tersebut. Awal datang saya terkesan dengan apa yang ada dipulau tersebut. Ada kereta gantung yang dioperasikan keluar menyeberangi sungai, ada menara pandang yang bisa melihat Kota Tenggarong secara keseluruhan, sampai yang terkecil kipas angin buat pengunjung dengan pendingin air. Sangat berkesan, cuman minus ke tempatnya yang masih garing alias masih kurang rimbun.
Datang kedua, hampir sama perasaan saya dengan kedatangan yang pertama. Cuman sudah lebih hijau disana sini, perawatan cukup bagus. Ohya, disana juga ada cottage-nya juga lho.
Datang yang ketiga, saya kaget. Semua peralatan yang ada disana tidak beroperasi. Kereta gantung, menara pandang, tidak beroperasi. Banyak ilalang yang tumbuh liar dan terkesan tidak terawat. Denger-denger sih sebagai akibat adanya pejabat yang kesandung masalah korupsi, sehingga Pulau Kumala tidak terurus. Ya, maklum aja, pejabat tersebut dulu care banget dengan Pulau Kumala.
Ya begitulah dinamika yang ada di Negara ini, program yang sudah baik yang diluncurkan orang yang kena kasus tidak di lanjutkan lagi. Padahal tidak keseluruhan program yang dibuat, jelek secara keseluruhan. Intinya ambil yang bagus, buang yang jelek. Mungkin susah diterapkan karena di Negara ini sudah tidak lagi memakai program cetak biru seperti yang telah di contohkan P. Harto dalam pembangunan jangka panjang seperti Kabinet Pembangunannya. Ganti pemimpin, ganti pula kebijakan. Lebih mementingkan kepopuleran sesaat, tidak jangka panjang.
Oya, balik lagi ke Pulau Kumala, melihat kondisi tersebut jadi berfikir ulang untuk kesana. Saya prihatin dengan peralatan wisata yang telah diinvestasikan mahal-mahal tapi tidak dioperasikan dan dirawat dengan baik. Kalau temen-temen mau kesana, silahkan.
Komentar
Posting Komentar