Langsung ke konten utama

Postingan

Redupnya nyala batubara

Mentari mau kembali ke peraduannya saat aku balik pulang kerja. Yah, baru beberapa hari nongol lagi di Tambang, setelah hampir 2 Tahun Absen. Banyak ketemu teman-teman lama. Saling share. Teringat aku memikirkan kata teman yang bilang kalau perusahaannya sekarang kalau boleh dibilang sekarat-lah. Sebagai kontraktor pertambangan batubara yang berkantor pusat di Balikpapan, beberapa site-nya seperti di Semboja (dekat Balikpapan) dan Batulicin (Kalimantan Selatan) sudah kolaps. Sang teman-ku tadi kerja di Site yang ada di Bontang. Secara overall perusahaannya ada, pukulan yang lumayan dirasakan hentakannya pada site Bontang. Dia khawatir yang di Bontang cuman tinggal nunggu waktu. Semua memang tak lepas dari redupnya harga batubara yang panasnya tidak se-perkasa beberapa tahun terakhir. Krisis Eropa dan Amerika menghantam industri-industri di banyak negara. Secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada harga batubara yang terus terjun bebas beberapa bulan belakangan. Sebagai con

Peran baru menggapai cita

Sore ini sang surya masih bersembunyi dibalik mendung, hujan dengan intensitas sedang kurang lebih setengah jam telah membasahi tambang. Masih belum terlalu gelap untuk mencapai rumah. Besok pagi, harus menikmati terbitnya mentari ditambang lagi, otomatis harus berangkat pagi-pagi lagi. Ini rutinitas harian sekarang, ada banyak waktu untuk anak istri yang terkikis untuk kerja sekarang, untungnya saja si-kecil tidak protes dengan rutinitas baru bapaknya. Seakan tahu, rencana bapaknya kalau ini hanya sementara. Bekerja diluar ibadah, bekerja dirumah juga ibadah asal semuanya dengan landasan ikhlas. Butuh perhatian ekstra pada masa sekarang dalam menjalankan syariatnya sebagai imam dalam keluarga. Begitu 'mengerikan' pergaulan diluar sana. Menjadi Imam dalam keluarga sekaligus mencari nafkah, dua peran yang bisa menyita waktu dimasing-masing perannya. Memang akan sangat ideal jika keduanya dilakukan bersama-sama, atau minimal mempunyai banyak waktu bersama keluarga. Peran seba

(sementara) Jadi karyawan lagi!

Alhamdulillah, ternyata masih dipercaya orang. Ketika perlu karena ada tujuan yang dicapai, eh ternyata gampang. Allahu akbar. Saya dan Istri, ada keinginan untuk wiraswasta. Ada bisnis yang diimpikan bersama dan masih belum terjangkau sekarang. Sekarang juga berwiraswasta, namun bukan impian saya dan sedikit mungkin istri. Wiraswasta saat ini, harus diakui yang pinter adalah istri. Feelling dia sebagai pedagang sudah terasah mulai kecil. Saya cuman sebatas membantu. Meski lumayan hasilnya, namun jika dibagi 2 hasilnya biasa. Banyak waktu luang yang terbuang karena sebenarnya istri bisa sendiri melakukan, meski kemarin harus diakui saat anak masih kecil, harus gantian saling mengisi satu sama lain. Sekarang, athira sudah mulai besar, sudah bisa ditinggal. Saya harus berwiraswasta seperti yang saya lakukan saat saya kuliah dan lumayan juga. Biar ada 2 mesin yang menopang kami. Sekarang, masih 1 mesin. Itupun pistonnya 2 saya dan istri saya. Pengennya ada minimal 2 mesin, supaya outpu

Telat yang menguntungkan pelanggan

Anda Pengguna Telkomsel-SMS Banking BRI? Ada sesuatu yang perlu diketahui, ini didasarkan pada pengalaman pribadi. Seperti yang kita ketahui bersama, kalau biaya yang dibebankan ke pengguna SMS adalah sebesar Rp. 500/transaksi atau dengan kata lain per sms. Cara penarikan biayanya adalah dengan memotong pulsa pengguna bukan di rekening BRI pengguna. Ada yang perlu anda ketahui, ternyata pemotongan biaya dilakukan dengan cara 2 kali pertama adalah saat dikirim dan saat transaksi berhasil, namun bukan berarti biaya tersebut dobel, tapi akumulasi pemotongannya tetap senilai Rp 500. Seperti yang saya ketahui dari Brosur yang saya dapatkan di BRI kalau disitu disebutkan biayanya adalah Rp. 500/transaksi. Saya pernah mencoba mengisi pulsa dengan SMS banking, saat itu pulsa saya tinggal Rp. 75. Pengisian pulsa tidak bisa dilakukan. Kemarin, pulsa saya tinggal Rp 405 saya iseng-iseng mencoba dan ternyata bisa. Pertama, saat kirim SMS pulsa saya terpotong seperti kita kirim SMS seperti biay

Demi Listrik

Kepanasan lagi, dan lagi demi mengurusi listrik. Mungkin baru ini yang didapat hari ini. Besok ya pasti berjuang lagi. Saya tinggal RT 08 Desa Sukarahmat, Kecamatan Telukpandan, Kabupaten Kutai Timur. Ya namanya juga daerah perbatasan, sebelah timur jalan masuk wilayah Bontang, lha kami disebelah barat jalan masuk wilayah Kabupaten Kutai Timur. Perkampungan kami sekitar 700 meter dari Jaringan Listrik PLN. Praktis kalau ingin pasang listrik baru, PLN  harus menarik kabel ke lagi ke perkampungan kami sejauh 700 meter tadi. Penduduk yang ada di perkampungan kami kurang lebih ada 50-an rumah yang terdiri 33 Rumah warga dan 20-an Rumah yang ada di Kompleks Pesantren Hidayatullah. Jumlah yang tidak sedikit bukan. Belum lagi posisi perkampungan kami yang dekat kami ada pipa gas yang dipakai PLN untuk “menyalakan” PLTMG-nya. Itulah yang membuat hampir semua warga disini terlecut untuk berjuang mendapatkan listrik dari PLN. Berjuang dan berjuang. Sebelumnya, kurang lebih Bulan Maret 2011

Mohon maaf lahir batin

Setelah satu bulan berpuasa, tiba saatnya hari kemenangan dan tentunya menang buat yang berpuasa, itupun yang puasanya benar. Tahun ini terasa betul makna yang didapatkan dari Puasa, lebih paham makna-makna yang ada dari semua aktifitas. Kemarin-kemarin tidak terasa seperti ini, ada yang puasanya hanya sebatas kewajiban, pada tahun berikutnya puasanya sudah mulai bener dan ada "sesuatu" yang nempel dihati, mungkin baru kena bau-nya tattakun (taqwa). Tahun ini beda, bukan disuasana, bukan ditempat, tapi di hati. Iman mungkin sedikit naik, tattakun mungkin juga sama, atau naik dikitlah. Tapi perasaan mengambil makna dari sesuatu kejadian yang ada itu yang ada dihati sekarang. Tidak tahu apa yang terjadi, apakah cuman adanya peningkatan kedewasaan diri atau tahun ini lebih sering dengarkan ceramah pagi diradio mobil saat berangkat kerja, aku nggak tahu. Seperti waktu anakku jalan sendiri diparkiran pasar dan balik sudah dapat buah kelengkeng dari pedagang buah diparkiran pasar

Trik perbaiki per safety belt

Safety belt (sabuk pengaman) saat ini adalah peralatan pengaman yang mutlak harus ada. Jika tidak anda akan berurusan dengan aparat penegak hukum, tentu akan sangat repot. Namun, apa jadinya jika safety belt anda rusak? Mungkin anda dapat meniru pengalaman pribadi saya. Safety belt secara umun dibedakan menjadi 2, yaitu yang fixed dan yang flexible. Safety belt yang fixed, tidak bisa ditarik biasanya digunakan di mobil yang memakai kursi "racing", kursi penumpang di bagian tengah sedan atau mobil lainnya yang biasanya ada tulisan center-nya, bahkan sampai safety belt yang murahan yang biasa dipakai buat mobil yang tidak ada safety belt bawaan pabrik. Safety belt flexible biasanya menjadi standar bawaan pabrik, atau bisa juga anda membelinya dengan merogoh kocek Rp. 200-ribuan untuk sepasang safety belt fleksible yang paling murah. Namun, bagaimana jika safety belt anda rusak atau patah per (pegas)nya sehingga tidak bisa narik lagi? Ada solusi buat anda jika anda mengalam